Langsung ke konten utama

Postingan

Yang Lisan adalah Teks

Halo Sahabat Puan, selamat Senin Ceria di awal November. Kali ini redaksi akan mengajakmu berkenalan dengan seorang sastrawan perempuan asal Sumatera Barat yang kini menetap di ibu kota. Beliau menulis puisi, bermain teater, meneliti sastra lisan, mendongeng untuk anak-anaknya, dan menjadi anutan dalam keluarga. Yuk, intip kisahnya di bawah ini! Selain menulis puisi, kerja di Badan Bahasa Jakarta, kegiatannya apa nih? Menulis puisi bukan pekerjaan kantor. Itu hobi menulis yang telah ada sejak kecil. Jadi, bagiku menjadi PNS itu kemudian. Aku berproses sejak kecil untuk menulis. Pekerjaan kantor? Ya tentulah hal-hal standar: peneliti. Sejak awal aku sudah mengambil tempatku sebagai peneliti sastra. Kemudian berkembang dan fokus pada sastra lisan dengan kajian cerita rakyat. Ini juga belum tersentuh dengan baik. Sebagai ibu bagi empat anak, apakah dongeng ibu sebelum tidur itu penting bagi perkembangan syaraf motorik anak? Mengapa? Nah, ini keren. Aku terbiasa mend

Citra Perempuan di Mata Penulis Laki-Laki

Apa kabar, Sahabat Puan? Edisi akhir tahun kali ini, puan.co menampilkan sosok ibu luar biasa yang inspiratif.  Beliau adalah Free Hearty – yang akrab disapa Bundo Free –perempuan paruh baya yang mengabdi di perguruan tinggi lebih dari tiga puluh tahun. Selain berupaya mencerdaskan anak bangsa, hingga kini beliau masih aktif menulis dan berorganisasi. Menulis bagi Bundo Free tidak membutuhkan waktu khusus. Ketika inspirasi datang, ia langsung mencatatnya. Hal tersebut bisa dilakukan di mana saja, bahkan bisa di kamar kecil sekalipun. Setelah ide dicatat, kemudian ide tersebut bisa diolah kapan saja. “Membaca dan menulis di kamar mandi adalah hal yang biasa. Daripada termenung saja, lebih baik memanfaatkan waktu luang,” ungkapnya. Meski berusia senja, Bundo Free masih aktif menulis. Bukan karena tuntutan profesi atau kegemaran belaka,  melainkan lebih pada kebutuhan jiwa. Saat ide-ide atau pemikiran bermunculan dalam kepala, cara mudah menuangkan imajinasi tersebut

Segarnya Sarapan Soto Khas Yogyakarta

Setiap kali berkunjung ke Yogyakarta, salah satu makanan yang selalu saya buru adalah soto. Bila di kota asal saya, Jambi, soto termasuk salah satu makanan berat yang bukan dikonsumsi sebagai sarapan, maka di Yogyakarta soto termasuk salah satu makanan yang banyak dijual di warung-warung sebagai sarapan. Karena saya tinggal di Jomblang Gang Teratai Banguntapan Bantul, maka warung soto yang berada sangat dekat dengan tempat tinggal saya, yakni Waung Bu Mila. Jaraknya tidak terlalu jauh. Bila berjalan kaki, bisa ditempuh selama lima menit. Namun saya ke sana menggunakan motor dan dalam waktu dua menit saja bisa langsung tiba ke tujuan. Warung Bu Mila terletak sekitar tiga meter dari jalur kereta api. Sesekali bila kereta lewat, derunya akan sampai di telinga hingga ke jantung. Kebetulan saat itu saya tiba di sana pukul 08.00 WIB. Setelah kereta berlari dengan cepatnya, saya memesan semangkuk soto dan es teh. Selain menjual soto, di Warung Bu Mila juga menjual nasi s

Nikmatnya Sego Pecel Pincuk Ponorogo

Sahabat Puan sudah pernah makan pecel? Jika di Kota Jambi – tempat saya tinggal – pecel adalah makanan yang disajikan bersama lontong. Maka berbeda pula dengan sego pecel pincuk ponorogo. Sego adalah bahasa Jawa, yang berarti nasi. Bila di Eropa ada salad, maka sego pecel pincuk adalah warisan kuliner di Jawa  yang melengkapi kuliner khas nusantara. Selain di Jawa Timur, sego pecel juga tersebar luas di Jawa Tengah dan Yogyakarta. Konsep penyajian makanannya sama. Yang membedakan dari ketiganya adalah variasi isi dan sambalnya. Di Jawa Tengah dan Yogyakarta, sambal pecelnya cenderung manis dan sayurannya ada tambahan wortel, buncis, dan kol. Di Kabupaten Ponorogo, sego pecel pincuk merupakan salah satu makanan khas yang sayang jika dilewatkan. Sego pecel pincuk ponorogo biasa banyak dijual pagi hari sebagai sarapan. Namun, ada juga beberapa penjual yang masih menjualnya siang hingga malam hari. Bila berkunjung ke rumah mertua di Ponorogo, biasanya sego pecel

Donat Green Tea yang Aduhai

Suatu ketika, saya bertemu dengan teman-teman di cafe Simon & Sons yang berada di Jamtos. Kebetulan di sana sedang ada promo. Beli dua cake gratis segelas minuman. Karena kebanyakan menu yang ada adalah makanan khas luar negeri, saya pun tertarik memesan dua donat: donat keju dan donat green tea. Selain makanan ini memberikan banyak kenangan saat waktu kecil, saya sungguh penasaran dengan donat green tea. Donat yang dipesan belum kunjung tiba. Sambil mengobrol di sela-sela waktu, ingatan masa kecil saya berlarian dalam kepala. Dulu, ibu sering membuatkan donat kentang untuk keluarga. Donat bisa dibilang makanan yang sudah akrab di keluarga kami. Saya tiba-tiba ingat perkataan ayah bahwa makanan yang berbentuk cincin ini diciptakan oleh seorang kapten kapal asal Denmark, yang bernama Hanson Gregory. Selain ingatan masa kecil, bayangan akan hamparan kebun teh yang luas mengganggu pikiran. Saya tiba-tiba membayangkan sedang berada di bawah kaki Gunung Kerinci y

Sensasi Asam Manis Strawbery Short Cake

Siapa yang tidak tahu buah stroberi, sebab beragam minuman dan makanan yang dijual di pasaran sangat banyak terbuat dari buah satu ini. Memang, buah stroberi sudah menyebar luas di banyak negara. Tak heran, banyak yang menyukai buah stoberi meski beberapa lagi lebih suka memaka olahan  stroberi, seperti cake. Sahabat Puan ada yang suka buah stroberi? Bagi penyuka buah ini wajib mencicipi strawbery short cake di Simon & Sons. Kafe yang cocok dijadikan tempat nongkrong ini memang dikenal menjual beragam cake dengan harga terjangkau. Bila Sahabat Puan ingin menikmati gratis kopi, Sahabat Puan bisa membeli dua cake di pukul 14.00 – 17.00 WIB. Nah, harganya berkisaran antara Rp10.000,00 – Rp35.000,00 saja. Murah bukan? Cake yang beragam itu, antara lain donat green tea, strawbery short cake, red velved, rainbow cake, dan masih banyak pilihan beragam lainnya. Namun bila saya berkunjung ke kafe ini, salah satu kue favorit saya adalah strawbery short cake. Selain tampilanny

Jengkol Teri Cabai Hijau

  Bahan-bahan: Sepuluh biji jengkol tua (boleh ditambah sesuai keinginan) Teri secukupnya Satu batang daun bawang Minyak sayur secukupnya Penyedap rasa secukupnya Gula secukupnya Bumbu yang dihaluskan: Tiga siang bawang merah Dua siung bawang putih Satu buah tomat Cabai hijau sekucupnya Cabai rawit hijau secukupnya (bia perlu) Cara Memasak: Kupas jengkol dari kulit luarnya! Belahlah bijinya menjadi dua bagian! Potonglah jengkol menjadi lima bagian memanjang dan cucilah hingga bersih! Goreng jengkol dan tiriskan! Pisahkan kulit dalam yang masih menempel pada jengkol yang telah digoreng! Gorenglah teri sampai matang dan tiriskan! Iris tipis daun bawang yang telah dicuci! Tumislah bumbu yang telah dihaluskan sampai halus dan masukkan irisan daun bawang! Setelah aromanya harum, masukkan jengkol dan teri yang telah digoreng! Aduk rata! Tambahkan penyedap rasa dan gula secukupnya! Masaklah hingga matang! Selamat mencoba! NB: pernah dimuat di Majal

Rise For Holiday