Langsung ke konten utama

Apa Manfaat Kulit Pisang untuk Wajahmu?


Siapa yang tak mengenal buah pisang. Buah ini mudah didapatkan di mana saja. Jika biasanya Sahabat Puan sering membuang kulit pisang setelah menelan buahnya, mulai dari sekarang Sahabat Puan bisa menggunakan kulit pisang sebagai alternatif perawatan wajah yang murah, meriah, dan praktis. Apa saja sih manfaat kulit pisang untuk wajah? Benarkah kulit pisang mampu mengurangi kerutan pada wajah? Benarkah kulit pisang mampu menghindarkan kita dari penyakit katarak? Nah Sahabat Puan, yuk simak manfaat pisang yang dilansir dari berbagai sumber berikut ini!

1.    Menghilangkan bekas jerawat
Mungkin Sahabat Puan pernah merogoh kocek yang dalam demi mendapatkan kosmetik yang mampu menghilangkan bekas jerawat. Sekarang, peran kosmetik itu bisa digantikan dengan kulit pisang. Caranya sederhana dan mudah. Gosokkan bagian dalam kulit pisang ke wajah yang terdapat bekas jerawat secara rutin setiap malam menjelang tidur! Biarkan semalaman! Keesokan paginya, basuhlah dengan air hangat! Niscaya bekas jerawat akan memudar.

2.    Mengobati jerawat
Kulit pisang mengandung antioksidan, vitamin B, vitamin B6, vitamin C, magnesium, zat besi, dan fosfor. Kandungan-kandungan ini sangat baik dan bermanfaat bagi wajah, terutama untuk menyembuhkan jerawat. Jika wajah Sahabat Puan saat ini sedang berjerawat, lakukan pengobatannya melalui kulit pisang. Caranya sama seperti menghilangkan bekas jerawat, yakni gosokkan bagian dalam kulit pisang ke wajah yang berjerawat secara rutin menjelang tidur! Biasanya akan terasa efek rasa gatal, namun Sahabat Puan tidak disarankan untuk menggaruknya. Sebab efek rasa gatal ini adalah proses dari penyembuhan jerawat. Biarkan semalaman! Keesokan paginya, basuhlah dengan air hangat!

3.    Menghaluskan kulit wajah
Khusus bagi kulit normal tanpa bekas jerawat, bila rutin mengoleskan kulit pisang ke wajah, maka wajah akan tampak halus. Kulit pisang bisa juga dipakai sebagai masker wajah. Lembutkan kulit pisang dan campurlah dengan madu alami! Setelah menjadi masker, gunakan merata pada wajah dan leher! Selain menghaluskan kulit wajah, kulit akan terasa lembut dan kenyal.

4.    Mengurangi kerutan wajah
Kandungan vitamin C dan antioksidan pada wajah berfungsi membantu meningkatkan kolagen dan melancarkan sirkulasi darah. Tentu hal ini mampu mengurangi kerutan wajah bila digunakan rutin. Caranya sederhana. Gosokkan bagian dalam kulit pisang ke bagian wajah yang keriput.

5.    Mencegah iritasi dan memar pada wajah
Ternyata kulit pisang mengandung antioksidan dan mineral yang sangat baik membantu peremajaan kulit, sekaligus menyembuhkan luka memar ataupun iritasi pada wajah. Caranya tempelkan kulit pisang pada bagian kulit wajah yang terluka sebelum tidur. Keesokan paginya, bilaslah dengan air bersih!

6.    Sinar Ultraviolet
Kulit pisang juga mampu melindungi mata dari bahaya sinar ultraviolet. Caranya sederhana: jemur kulit pisang beberapa saat sampai setengah kering! Kemudian gosokkan kulit pisang tersebut ke area kelopak mata! Melakukan aktivitas ini bermanfaat untuk menghindarkan penyakit katarak.

7.    Mengangkat sel kulit mati
Sel kulit mati yang tidak terangkat pada wajah akan membuat wajah terlihat lebih kusam dan tidak bercahaya. Bagi Sahabat Puan yang ingin mencoba mengangkat sel kulit mati, caranya sederhana saja. Tumbuklah kulit pisang hingga halus! Gunakan sebagai masker selama 5 – 10 menit! Setelah itu, bilaslah dengan air bersih! Selamat mencoba!

NB: pernah dimuat di Majalah Puan tertanggal 07 Desember 2017

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Buku Profil Perempuan Pengarang & Penulis Indonesia

Oleh: Tri Wahyuni Zuhri Judul  : Profil Perempuan Pengarang & Penulis Indonesia Penulis : Kurniawan Junaedhie Penerbit : Kosa Kata Kita Jakarta Jumlah hlm. : 338 Tahun : 2012 Buku yang di tulis oleh Kurniawan Junaedhie dan di terbitkan oleh Kosa Kata Kita Jakarta, memang cukup banyak di cari. Terutama karena buku ini memuat sekitar 800-an lebih profil perempuan pengarang dan penulis Indonesia.  Sejak zaman Saadah Alim, perempuan pengarang kelahiran 1897, hingga Sri Izzati, pengarang kelahiran 1995. Dalam kata pengantar di buku ini, Kurniawan Junaeid menjelaskan alasannya membuat buku Profil Perempuan Pengarang dan Penulis Indonesia.  Selama ini masih sedikit sekali buku  literatur yang menjelaskan sepak terjang perempuan pengarang dan penulis di Indonesia.  Sebut saja buku-buku tersebut antara lain Leksikon Kesustraan Indonesia Modern Edisi Baru (Djambatan, 1981) di susun oleh Pemusuk Eneste, Leksikon Susastra Indonesia (Balai P...

Puisi-Puisi John Keats Terjemahan Rini Febriani Hauri

Awalnya, saya hanya iseng belajar menerjemahkan tiga puisi ini - yang menurut saya masih jauh dari sempurna - akhirnya saya memberanikan diri mengirim ke media online kibul.in. Alhamdulillah responsnya positif dan terjemahan puisi ini mendapat tempat. Saya tahu,  pengetahuan bahasa Inggris saya yang pas-pasan, mungkin membuat beberapa pembaca kecewa membaca terjemahan saya. Namun, izinkanlah saya mempostingnya di sini. siapa tahu teman-teman memang ingin membaca dan menyelami puisi-puisi John Keats.  Setelah ini, banyak puisi-puisi yang telah coba saya terjemahkan. tentu saja sebagai latihan. Karena sadar diri akan keterbatasan, beberapanya saya kirimkan ke media on line yang menerima puisi terjemahan dan beberapa lagi saya simpan untuk saya nikmati sendiri. Selamat membaca John Keats dan keterbatasan bahasa yang saya miliki. When I Have Fears - Poem by John Keats When I have fears that I may cease to be Before my pen ...

Seri Tokoh Jambi: Junaidi T. Noor

Akan kutelusuri sejarah kebudayaan Jambi sampai titik darah penghabisan. Siapa yang tak kenal Junaidi. T. Noor.   Lelaki paruh baya yang lahir di Tanjung Karang, 27 April 1947 ini dikenal sebagai budayawan di provinsi Jambi. Ketertarikannya dalam mendalami dan menggali nilai-nilai sejarah dan kebudayaan Jambi sudah lama mengakar bahkan mendarah daging di tubuhnya meski guratan-guratan di wajahnya sudah mulai tampak. Bermula ketika dirinya tengah memakai seragam putih abu-abu di SMA N 2 Jambi pada tahun 1965. Saat itu beliau hanyalah seorang lelaki biasa yang sangat haus akan pengetahuan mengenai cerita-cerita sejarah dan kebudayaan negri Sepucuk   Jambi Sembilan Lurah.  Nama kecil beliau adalah Tajidin. Oleh neneknya ditukar menjadi Junaidi. Ayahnya bernama Tajuddin Noor , seorang   pensiunan TNI. Jenjang pendidikannya dari Sekolah Dasar hingga D3 Perguruan Tinggi, ia tamatkan di Jambi. S1 jurusan Pembangunan di Institut Ilmu Pemerintahan (IIP) Jakarta...

Rise For Holiday