Langsung ke konten utama

Segarnya Sarapan Soto Khas Yogyakarta


Setiap kali berkunjung ke Yogyakarta, salah satu makanan yang selalu saya buru adalah soto. Bila di kota asal saya, Jambi, soto termasuk salah satu makanan berat yang bukan dikonsumsi sebagai sarapan, maka di Yogyakarta soto termasuk salah satu makanan yang banyak dijual di warung-warung sebagai sarapan.

Karena saya tinggal di Jomblang Gang Teratai Banguntapan Bantul, maka warung soto yang berada sangat dekat dengan tempat tinggal saya, yakni Waung Bu Mila. Jaraknya tidak terlalu jauh. Bila berjalan kaki, bisa ditempuh selama lima menit. Namun saya ke sana menggunakan motor dan dalam waktu dua menit saja bisa langsung tiba ke tujuan.

Warung Bu Mila terletak sekitar tiga meter dari jalur kereta api. Sesekali bila kereta lewat, derunya akan sampai di telinga hingga ke jantung. Kebetulan saat itu saya tiba di sana pukul 08.00 WIB. Setelah kereta berlari dengan cepatnya, saya memesan semangkuk soto dan es teh. Selain menjual soto, di Warung Bu Mila juga menjual nasi sayur. Pilihan sarapan saya tetap jatuh ke soto sebab rasanya memang berbeda dengan soto di kota saya.

Dalam hitungan menit, semangkuk soto telah tiba di depan mata. Aromanya membuat saya tak sabar untuk menikmatinya. Di meja, telah tersedia sambal, kecap, jeruk nipis, garam, dan penyedap rasa yang bisa ditambahkan ke soto sesuai selera. Bila saya memesan soto di kota saya, sepiring nasi dan semangkok soto akan disajikan terpisah. Di Yogyakarta, dalam mangkuk soto ini sudah langsung dicampur dengan nasi.

Saya pun menambahkan bumbu yang tersedia. Bila ingin lebih nikmat, ada juga kerupuk yang digantung di dinding untuk menggoyang lidahmu. Juga masih ada tempe mendoan yang tiba-tiba disajikan Bu Mila ke atas meja. Kesegaran jeruk nipis yang menyatu dalam kuah soto, ayam,  dan sayurnya membuat lidah saya tak bisa berhenti mengunyah.

Sarapan soto di warung Bu Mila memang bisa dibilang sarapan sederhana sebab harga soto dibanderol dengan harga Rp7.000,00 per mangkuk. Harga kerupuk dan tempe mendoan hanya Rp500,00 saja. Murah bukan? Tentunya tidak murahan sebab rasa tidak pernah berbohong.

Saya pikir, hanya saya semata orang Sumatra yang sangat doyan makan soto di Yogyakarta. Ketika tengah hari saya berjumpa dengan dua perempuan asal Sumatra di Pasar Bringharjo, Yogyakarta, makan siang kami masih dengan menu yang sama, yakni soto. Bedanya, bila saat sarapan saya makan soto ayam, maka siangnya saya menyantap soto daging.

Kata salah satu teman saya, kalau main ke Yogyakarta salah satu makanan wajib yang harus disantap adalah soto. Sebab rasa segarnya mampu menghilangkan lapar sekaligus dahaga.

NB: pernah dimuat di Majalah Puan tertanggal 08 Januari 2018

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pepatah Jepang I

diambil dari catatan Facebook, 17 Agustus 2010         Pepatah dalam bahasa Jepang disebut kotowaza (ことわざ)salah satunya nih, iwanu ga hana いわぬ が 花 artinya, tidak bicara itu bunga, maksudnya  diam adalah emas. "Aite no nai kenka wa dekinu" artinya Orang tak bisa bertengkar tanpa musuh. "Shippai wa seikou no moto" artinya kegagalan adalah kesuksesan yang tertunda "Hito no uwasa mo shici jyu go nichi"  (人の噂も七十五日) artinya, gosip/rumor hanya bertahan selama 75 hari alias gosip/rumor tidak akan bertahan lama.  "Sarumo ki kara ochiru" 猿も木から落ちる  artinya kera juga bisa jatuh dari pohon.  Sama artinya dengan sepandai-pandainya tupai melompat pasti akan jatuh juga "Baka mo ichi-gei" 馬鹿 も いちげい artinya, orang bodoh pun punya kelebihan/kebaikan "Arashi no ato, sora ni niji ga kakarimashita" artinya Badai pasti berlalu "Onna sannin yoreba kashimashii" artinya: di mana pun ketika ada t

Buku Profil Perempuan Pengarang & Penulis Indonesia

Oleh: Tri Wahyuni Zuhri Judul  : Profil Perempuan Pengarang & Penulis Indonesia Penulis : Kurniawan Junaedhie Penerbit : Kosa Kata Kita Jakarta Jumlah hlm. : 338 Tahun : 2012 Buku yang di tulis oleh Kurniawan Junaedhie dan di terbitkan oleh Kosa Kata Kita Jakarta, memang cukup banyak di cari. Terutama karena buku ini memuat sekitar 800-an lebih profil perempuan pengarang dan penulis Indonesia.  Sejak zaman Saadah Alim, perempuan pengarang kelahiran 1897, hingga Sri Izzati, pengarang kelahiran 1995. Dalam kata pengantar di buku ini, Kurniawan Junaeid menjelaskan alasannya membuat buku Profil Perempuan Pengarang dan Penulis Indonesia.  Selama ini masih sedikit sekali buku  literatur yang menjelaskan sepak terjang perempuan pengarang dan penulis di Indonesia.  Sebut saja buku-buku tersebut antara lain Leksikon Kesustraan Indonesia Modern Edisi Baru (Djambatan, 1981) di susun oleh Pemusuk Eneste, Leksikon Susastra Indonesia (Balai Pustaka, 2000) yang di su

Puisi-Puisi William Butler Yeats Terjemahan Rini Febriani Hauri

Ketika Kau Menua KETIKA kau menua, kelabu dan pengantuk, terangguk-angguk di dekat pendiangan, ambillah buku ini, bacalah pelan-pelan dan khayalkan pandangan matamu, yang dahulu lembut dan bayangannya yang dalam; betapa banyak yang  mengagumi saat-saat riangmu, dan mencintai kemolekanmu dengan cinta murni ataupun palsu tetapi seorang lelaki mencintai  kesalehan di dalam dirimu, dan mencintai kemurungan roman wajahmu yang silih berganti; sambil membungkuk di samping besi pendiangan yang berkilauan bara api bergumam, sedikit sedih, betapa cinta terbang dan melayang ke atas puncak gunung nun jauh di sana lalu menyembunyikan wajahnya di tengah kerumunan bintang-bintang 1919 Menjelang Fajar KEMBARAN mimpikukah ini? perempuan yang lelap terbaring di sisiku dan bermimpi ini, ataukah kami telah membelah mimpi dalam naungan kilauan dingin pertama hari ini? pikirku: ‘Ada air terjun di sisi Ben Bulben yang kusayang sepanjang masa kecilku;

Rise For Holiday