Langsung ke konten utama

Sensasi Asam Manis Strawbery Short Cake

Siapa yang tidak tahu buah stroberi, sebab beragam minuman dan makanan yang dijual di pasaran sangat banyak terbuat dari buah satu ini. Memang, buah stroberi sudah menyebar luas di banyak negara. Tak heran, banyak yang menyukai buah stoberi meski beberapa lagi lebih suka memaka olahan  stroberi, seperti cake.

Sahabat Puan ada yang suka buah stroberi? Bagi penyuka buah ini wajib mencicipi strawbery short cake di Simon & Sons. Kafe yang cocok dijadikan tempat nongkrong ini memang dikenal menjual beragam cake dengan harga terjangkau. Bila Sahabat Puan ingin menikmati gratis kopi, Sahabat Puan bisa membeli dua cake di pukul 14.00 – 17.00 WIB. Nah, harganya berkisaran antara Rp10.000,00 – Rp35.000,00 saja. Murah bukan?

Cake yang beragam itu, antara lain donat green tea, strawbery short cake, red velved, rainbow cake, dan masih banyak pilihan beragam lainnya. Namun bila saya berkunjung ke kafe ini, salah satu kue favorit saya adalah strawbery short cake. Selain tampilannya yang menawan, rasanya pun sangat pas di lidah. Ketika strawbery short cake disajikan di meja, entah mengapa sayang sekali bila tidak diabadikan dengan kamera.

Kue ini berwarna putih dengan diberi topping krim berwarna putih dan potongan stoberi yang dibelah dua. Lelehan irisan stroberi yang mengalir ke bawah membuat putih kue bercampur merah segar. Ketika saya memotong kue ini, aromanya begitu menusuk hidung dan kuenya terasa sangat lembut. Saat potongan kue menempel di lidah, perpaduan yang lembut nan manis, asam stroberi, dan gurih keju menimbulkan sensasi menenangkan sekaligus membuat lidah tak ingin berhenti menikmatinya.

Sahabat Puan sudah tak sabar mencicipinya? Ayo dapatkan segera di Simon & Sons kesayanganmu yah!

NB: pernah dimuat di Majalah Puan 19 Maret 2018

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Buku Profil Perempuan Pengarang & Penulis Indonesia

Oleh: Tri Wahyuni Zuhri Judul  : Profil Perempuan Pengarang & Penulis Indonesia Penulis : Kurniawan Junaedhie Penerbit : Kosa Kata Kita Jakarta Jumlah hlm. : 338 Tahun : 2012 Buku yang di tulis oleh Kurniawan Junaedhie dan di terbitkan oleh Kosa Kata Kita Jakarta, memang cukup banyak di cari. Terutama karena buku ini memuat sekitar 800-an lebih profil perempuan pengarang dan penulis Indonesia.  Sejak zaman Saadah Alim, perempuan pengarang kelahiran 1897, hingga Sri Izzati, pengarang kelahiran 1995. Dalam kata pengantar di buku ini, Kurniawan Junaeid menjelaskan alasannya membuat buku Profil Perempuan Pengarang dan Penulis Indonesia.  Selama ini masih sedikit sekali buku  literatur yang menjelaskan sepak terjang perempuan pengarang dan penulis di Indonesia.  Sebut saja buku-buku tersebut antara lain Leksikon Kesustraan Indonesia Modern Edisi Baru (Djambatan, 1981) di susun oleh Pemusuk Eneste, Leksikon Susastra Indonesia (Balai P...

Puisi-Puisi John Keats Terjemahan Rini Febriani Hauri

Awalnya, saya hanya iseng belajar menerjemahkan tiga puisi ini - yang menurut saya masih jauh dari sempurna - akhirnya saya memberanikan diri mengirim ke media online kibul.in. Alhamdulillah responsnya positif dan terjemahan puisi ini mendapat tempat. Saya tahu,  pengetahuan bahasa Inggris saya yang pas-pasan, mungkin membuat beberapa pembaca kecewa membaca terjemahan saya. Namun, izinkanlah saya mempostingnya di sini. siapa tahu teman-teman memang ingin membaca dan menyelami puisi-puisi John Keats.  Setelah ini, banyak puisi-puisi yang telah coba saya terjemahkan. tentu saja sebagai latihan. Karena sadar diri akan keterbatasan, beberapanya saya kirimkan ke media on line yang menerima puisi terjemahan dan beberapa lagi saya simpan untuk saya nikmati sendiri. Selamat membaca John Keats dan keterbatasan bahasa yang saya miliki. When I Have Fears - Poem by John Keats When I have fears that I may cease to be Before my pen ...

Seri Tokoh Jambi: Junaidi T. Noor

Akan kutelusuri sejarah kebudayaan Jambi sampai titik darah penghabisan. Siapa yang tak kenal Junaidi. T. Noor.   Lelaki paruh baya yang lahir di Tanjung Karang, 27 April 1947 ini dikenal sebagai budayawan di provinsi Jambi. Ketertarikannya dalam mendalami dan menggali nilai-nilai sejarah dan kebudayaan Jambi sudah lama mengakar bahkan mendarah daging di tubuhnya meski guratan-guratan di wajahnya sudah mulai tampak. Bermula ketika dirinya tengah memakai seragam putih abu-abu di SMA N 2 Jambi pada tahun 1965. Saat itu beliau hanyalah seorang lelaki biasa yang sangat haus akan pengetahuan mengenai cerita-cerita sejarah dan kebudayaan negri Sepucuk   Jambi Sembilan Lurah.  Nama kecil beliau adalah Tajidin. Oleh neneknya ditukar menjadi Junaidi. Ayahnya bernama Tajuddin Noor , seorang   pensiunan TNI. Jenjang pendidikannya dari Sekolah Dasar hingga D3 Perguruan Tinggi, ia tamatkan di Jambi. S1 jurusan Pembangunan di Institut Ilmu Pemerintahan (IIP) Jakarta...

Rise For Holiday