Langsung ke konten utama

Puisi Rini Febriani Hauri di Harian Kabar Madura


Burung-Burung Peluru

di bawah sinar matahari yang keemasan
burung-burung berlompatan bebas
membelakangi angin dan pohon-pohon
menceburkan diri ke awan-gemawan
sayap-sayapnya mengapung di atas langit
kicaunya adalah jeritan ketakutan

tuan-tuan pemburu membawa senapan
dengan ransel penuh peluru
mereka mencari sarang-sarang burung
dan menguntit perjalanan burung-burung
dari bukit yang jauh, burung-burung tahu
berlari – jauh – seperti musafir yang ketakutan

di sebuah ranting pohon bunga angsana
burung betina menangis sendu
gemetar di dalam cemas
anak serta sarangnya hilang dikoyak peluru

ulat-ulat daun menggelinjang
kelopak bunga angsana berguguran
bahkan pohon tak bisa memberikan
perlindungan dalam doanya
sebuah suara melesat dan tiba-tiba gelap
seperti dingin yang beku di akhir malam
ia seperti embun yang jatuh
tubuhnya meleleh dan hancur di rerumputan

dari arah barat hingga ke selatan
cerobong-cerobong pabrik terus bergemuruh
besi-besi ditempa menjadi senjata
hutan-hutan ditebang menjelma kota
dunia menjadi runcing

tuan-tuan pemburu pulang
dari ladang-ladang yang kesepian
bayangan mereka memanjang seperti serigala
perang telah selesai dan senja telah berganti
burung-burung menyatu dengan peluru
meledak di dada para pemburu

Jerambah Bolong, 2017

NB: pernah dimuat di harian Kabar Madura, 09 Juni 2018



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Buku Profil Perempuan Pengarang & Penulis Indonesia

Oleh: Tri Wahyuni Zuhri Judul  : Profil Perempuan Pengarang & Penulis Indonesia Penulis : Kurniawan Junaedhie Penerbit : Kosa Kata Kita Jakarta Jumlah hlm. : 338 Tahun : 2012 Buku yang di tulis oleh Kurniawan Junaedhie dan di terbitkan oleh Kosa Kata Kita Jakarta, memang cukup banyak di cari. Terutama karena buku ini memuat sekitar 800-an lebih profil perempuan pengarang dan penulis Indonesia.  Sejak zaman Saadah Alim, perempuan pengarang kelahiran 1897, hingga Sri Izzati, pengarang kelahiran 1995. Dalam kata pengantar di buku ini, Kurniawan Junaeid menjelaskan alasannya membuat buku Profil Perempuan Pengarang dan Penulis Indonesia.  Selama ini masih sedikit sekali buku  literatur yang menjelaskan sepak terjang perempuan pengarang dan penulis di Indonesia.  Sebut saja buku-buku tersebut antara lain Leksikon Kesustraan Indonesia Modern Edisi Baru (Djambatan, 1981) di susun oleh Pemusuk Eneste, Leksikon Susastra Indonesia (Balai P...

Puisi-Puisi John Keats Terjemahan Rini Febriani Hauri

Awalnya, saya hanya iseng belajar menerjemahkan tiga puisi ini - yang menurut saya masih jauh dari sempurna - akhirnya saya memberanikan diri mengirim ke media online kibul.in. Alhamdulillah responsnya positif dan terjemahan puisi ini mendapat tempat. Saya tahu,  pengetahuan bahasa Inggris saya yang pas-pasan, mungkin membuat beberapa pembaca kecewa membaca terjemahan saya. Namun, izinkanlah saya mempostingnya di sini. siapa tahu teman-teman memang ingin membaca dan menyelami puisi-puisi John Keats.  Setelah ini, banyak puisi-puisi yang telah coba saya terjemahkan. tentu saja sebagai latihan. Karena sadar diri akan keterbatasan, beberapanya saya kirimkan ke media on line yang menerima puisi terjemahan dan beberapa lagi saya simpan untuk saya nikmati sendiri. Selamat membaca John Keats dan keterbatasan bahasa yang saya miliki. When I Have Fears - Poem by John Keats When I have fears that I may cease to be Before my pen ...

Seri Tokoh Jambi: Junaidi T. Noor

Akan kutelusuri sejarah kebudayaan Jambi sampai titik darah penghabisan. Siapa yang tak kenal Junaidi. T. Noor.   Lelaki paruh baya yang lahir di Tanjung Karang, 27 April 1947 ini dikenal sebagai budayawan di provinsi Jambi. Ketertarikannya dalam mendalami dan menggali nilai-nilai sejarah dan kebudayaan Jambi sudah lama mengakar bahkan mendarah daging di tubuhnya meski guratan-guratan di wajahnya sudah mulai tampak. Bermula ketika dirinya tengah memakai seragam putih abu-abu di SMA N 2 Jambi pada tahun 1965. Saat itu beliau hanyalah seorang lelaki biasa yang sangat haus akan pengetahuan mengenai cerita-cerita sejarah dan kebudayaan negri Sepucuk   Jambi Sembilan Lurah.  Nama kecil beliau adalah Tajidin. Oleh neneknya ditukar menjadi Junaidi. Ayahnya bernama Tajuddin Noor , seorang   pensiunan TNI. Jenjang pendidikannya dari Sekolah Dasar hingga D3 Perguruan Tinggi, ia tamatkan di Jambi. S1 jurusan Pembangunan di Institut Ilmu Pemerintahan (IIP) Jakarta...

Rise For Holiday