Pernahkah Anda merasa tersihir usai membaca sebuah novel? Bila belum, novel terjemahan yang ditulis oleh penulis Mesir ini bisa menjadi salah satu pilihan membuang waktumu. Kisah dimulai ketika Said Mahran yang baru lepas dari jeruji besi, merasa harus mencari Nabawyya dan Ilish. Sebab ia merindukan Sana – anak perempuan berusia enam belas tahun hasil pernikahannya dengan Nabawyya. Namun nasib buruk telah menghantamnya. Sana menyangkalnya. Ia tak mau mengikuti ayahnya yang mantan narapidana – pencuri berdarah dingin sekaligus residivis kelas kakap. Kehancuran merobek-robek hati Said. Ditambah lagi, Nabawyya telah menikah dengan Ilish – bawahannya sekaligus bekas sahabat baiknya. Di tengah perjalanannya, ia bertemu Nur – kekasih lamanya – yang rela melakukan apa pun demi Said. Namun pada akhirnya, Nur pun melakukan pengkhianatan dengan menjalin kisah dengan lelaki lain. Sebab Said Mahran adalah lelaki yang kaku, sementara perempuan butuh lelaki yang hangat. Said sel
Seorang wanita – bukan perempuan – yang ingin selamanya hidup di dalam puisi – senang merayakan kesedihan dan makan keju basi. (Rini Febriani Hauri)