Pertengahan Mei lalu, warganet dikejutkan dengan meninggalnya Adara Taista, menantu politikus Hatta Rajasa. Setelah diusut, ternyata Adara menderita kanker kulit melanoma yang sangat berbahaya dan mematikan. Memang, kanker kulit jenis ini terbilang jarang terdengar di Indonesia, namun kanker kulit melanoma merupakan kanker kulit paling umum yang terjadi di dunia. Kasus kanker melanoma tertinggi di dunia terdapat di New Zealand dan Australia. Apa sebenarnya kanker kulit melanoma? Apa saja tanda-tanda penderitanya? Dan bagaimana upaya pencegahannya? Simak penjelasannya di bawah ini!
Apa itu Kanker Kulit Melanoma?
Kanker kulit melanoma merupakan salah satu kanker ganas, berbahaya, dan memiliki bentuk seperti tahi lalat. Kanker yang memiliki riwayat angka kematian yang tinggi ini disebabkan oleh radiasi ultraviolet yang berasal dari sinar matahari, namun penyebab pastinya hingga saat ini masih belum diketahui. Kanker kulit meanoma kemudian berkembang ganas pada melanosit atau sel pigmen kulit penghasil melanin. Padahal, melanin memiliki fungsi yang terbilang penting, yakni menyerap sinar ultraviolet dan melindungi kulit dari kerusakan.
Kanker kulit melanoma banyak menyerang manusia berusia 50 – 60 tahun dan 35% -nya menyerang usia muda. Penderita kanker kulit melanoma paling banyak justru berasal dari kaum hawa. Faktor penyebab kanker kulit melanoma, antara lain, paparan sinar matahari yang kontinu dan dalam jangka waktu yang panjang, adanya mutasi gen p16, BRAF, dan MC1R, memiliki riwayat keluarga penderita melanoma dalam keluarga, kulit pucat dan mudah terbakar, obat-obatan yang dapat menurunkan sistem kekebalan tubuh, orang yang berkulit terang, penderita yang memiliki xeroderma pigmentosum, dan orang yang memiliki tahi lalat banyak: pada anak-anak terdapat 50 tahi lalat dan pada dewasa ada 100 tahi lalat.
Tanda-Tanda Penderita Kanker Kulit Melanoma
Kanker yang bermula menyerang kulit ini lama-kelamaan akan menyebar dan menyerang ke seluruh organ lain di dalam tubuh. Tanda-tanda penderita kanker kulit melanoma secara umum dapat dideteksi dari tahi lalat yang berpigmen (mulai dari gradasi coklat muda sampai hitam, bahkan bisa saja berwarna biru, merah, atau warna lainnya), tahi lalat berubah menjadi lebih lebar, atau munculnya tahi lalat baru di sekujur tubuh. Beberapa bagian tubuh yang sering mengalami kemunculan tahi lalat baru, antara lain tangan, di bawah kuku, punggung, wajah, dan kaki.
Tahi lalat yang terserang melanoma biasanya memiliki bentuk tak beraturan dengan warna yang lebih dari satu, sering terasa gatal, memiliki ukuran yang melebihi tahi lalat normal, dan terkadang akan mengaami pendarahan. Melanoma bisa tumbuh di semua bagian kulit dan akan menyebar ke bagian tubuh lainnya, bahkan menghancurkan jaringan yang ada di sekitarnya hingga penderita mengaami kematian.
Pencegahan Dini Kanker Kulit Melanoma
Meski kemunculan kanker kulit melanoma tidak selalu bisa dicegah, salah satu upaya untuk menurunkan risiko terkena kanker melanoma, yakni segera periksa jika ada tanda-tanda melanoma di tahi lalat Sahabat Puan. Pemeriksaan lebih dini membantu penanganan yang lebih cepat dan membantu meningkatkan cara pengobatan yang berhasil.
Hindari sinar ultraviolet buatan dan sinar matahari di puncak terpanas (10.00 – 14.00 WIB)! Gunakan tabir surya yang mengandung SPF agar kulit terhindar dari paparan sinar matahari secara langsung! Disarankan minimal 15 SPF dan pastikan tabir surya tersebut cocok agar bisa menahan sinar UV A dan sinar UV B.
Oleskan tabir surya setiap dua jam sekali jika Sahabat Puan lebih banyak beraktivitas di luar ruanga! Selain itu, Sahabat Puan juga bisa menggunakan pakaian panjang, topi, dan kacamata agar mampu melindungi kulit tubuh, kulit kepala, dan mata dari sinar matahari yang bisa merusak kulit.
NB: tulisan ini pernah dimuat di Majalah Puan tertanggal 07 Juni 2018
Komentar
Posting Komentar