Langsung ke konten utama

Sahabat, Sudahkah Membahagiakan Ibunda?



Di Indonesia, setiap tanggal 22 Desember diperingati sebagai Hari Ibu. Tak sedikit ucapan yang dikhususkan untuk ibu di media sosial. Ungkapkan perasaan di dunia virtual itu pun bermacam-macam. Mulai dari menggunakan bahasa daerah, bahasa Indonesia, hingga bahasa Inggris, katanya sih biar kekinian. Tak hanya kata-kata yang trenyuh, ada pula yang bergaya dengan sang ibu di akun medsosnya. Beberapa akun pun mengadakan perlombaan memperingati Hari Ibu dengan hastag tertentu. Perayaan tahunan semacam ini memang sebagai salah satu bentuk apresiasi terhadap jasa ibu yang selama ini telah merawat dan membesarkan anaknya tanpa pamrih.

Namun, apakah ungkapan-ungkapan perasaan ini juga disampaikan oleh warganet secara langsung di dunia nyata? Kenyataannya tak demikian, tak semua yang mengunggah ungkapan puitis di medsos buat sang ibu berani diucapkan secara langsung. Dalam artian, kecanggihan teknologi memunculkan fenomena baru bahwa euphoria dianggap sebagian warganet sebagai hal-hal kekinian, yang bila tak dilakukan akan terkesan tidak mengikuti perkembangan zaman.

Apakah ibu benar-benar butuh ucapan semacam  itu? Apakah luapan rasa cinta seseorang terhadap sang ibu hanya bisa diucapkan pada Hari Ibu saja? Tidak, bukan? Sekarang, mari kita merenung! Selama ini, sudahkah membahagiakan ibunda?

Ibu adalah wanita terhormat yang dicintai oleh anak-anaknya. Berbahagialah buat para ibu sedunia, juga calon para ibu yang senantiasa mencintai anak dalam kandungannya. Sebab cinta sang ibu pada anaknya sangatlah tulus (tanpa pamrih). Seorang ibu akan mencintai anaknya sejak dalam kandungan meski ia belum bisa melihat parasnya. Bahkan hingga seseorang dewasa, cinta dan perhatian ibu tak tergantikan. Lalu, bagaimana caranya membahagiakan ibu?

Bila Anda masih menuntut ilmu, cara membahagiakan sang ibu cukup sederhana. Dengarkan perkataan sang ibu dan jauhi segala larangannya! Terkadang, masih ada saja remaja yang keras kepala tidak mau mendengarkan perkataan ibunda. Ketika telah terjadi hal-hal yang tak diinginkan, timbullah penyesalan. Biasanya dari rasa sesal itu, anak remaja akan menyadari bahwa tak seharusnya ia membangkang perkataan ibunya. Penyesalan memang selalu datang terlambat.

Jangan pernah merasa malu dengan sosok wanita yang telah melahirkan kita! Mungkin secara fisik, ibu kita tak secantik ibu-ibu lainnya. Atau pekerjaan ibu kita tak sehebat ibu-ibu lainnya. Namun, ukurannya bukan dari perbandingan semacam itu. Bersyukurlah bahwa kita masih memiliki ibu. Banyak anak yatim piatu di panti asuhan yang merindukan kasih sayang ibunya. Jangan buat ibumu bersedih dan jagalah perasaan ibumu! Ini salah satu upaya membahagiakan ibu.

Jika Anda sudah bekerja dan mungkin saja tinggal di luar kota, jauh dari sang ibu. Sisihkanlah uang setiap bulannya untuk ibumu! Memang ibu tak pernah meminta, bahkan ada juga ibu yang menolak. Namun, ini sebagai salah satu bentuk perhatian kita kepada sang ibu. Semakin banyak kita memberi, semakin banyak pula kita didoakan oleh sang ibu. Doa ibu biasanya adalah doa yang makbul.

Bagaimana dengan anak lelaki yang sudah berkeluarga? Sebab ada tipe istri yang sangat cemburu bila suaminya memberi uang kepada ibunya. Sebagai istri yang baik, tentu perbuatan seperti  ini tidak baik. Sadarlah bahwa kelak setiap perempuan akan berada di posisi itu.

Uang memang bukanlah ukuran sebuah kebahagiaan. Namun, dengan menyisihkan sebagian rezeki untuk orang tua adalah salah satu tanda bakti sang anak, yang tentu pemberian ini tidaklah mungkin  bisa menggantikan jasa-jasa dan pengorbanan sang ibu terhadap kita selama ini. Bila ibumu sudah pergi ke alam baka. Doakanlah ibumu! Kirimlah doa secara rutin untuk kebahagiaan ibu di sana.

Bila sekarang ibunda sedang berada di sampingmu, peluk beliau dan katakan: “Ibu, aku mencintaimu! Selamat Hari Ibu.”

NB: pernah dimuat di Majalah Puan tertanggal 23 Desember 2017

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pepatah Jepang I

diambil dari catatan Facebook, 17 Agustus 2010         Pepatah dalam bahasa Jepang disebut kotowaza (ことわざ)salah satunya nih, iwanu ga hana いわぬ が 花 artinya, tidak bicara itu bunga, maksudnya  diam adalah emas. "Aite no nai kenka wa dekinu" artinya Orang tak bisa bertengkar tanpa musuh. "Shippai wa seikou no moto" artinya kegagalan adalah kesuksesan yang tertunda "Hito no uwasa mo shici jyu go nichi"  (人の噂も七十五日) artinya, gosip/rumor hanya bertahan selama 75 hari alias gosip/rumor tidak akan bertahan lama.  "Sarumo ki kara ochiru" 猿も木から落ちる  artinya kera juga bisa jatuh dari pohon.  Sama artinya dengan sepandai-pandainya tupai melompat pasti akan jatuh juga "Baka mo ichi-gei" 馬鹿 も いちげい artinya, orang bodoh pun punya kelebihan/kebaikan "Arashi no ato, sora ni niji ga kakarimashita" artinya Badai pasti berlalu "Onna sannin yoreba kashimashii" artinya: di mana pun ketika ada t

Buku Profil Perempuan Pengarang & Penulis Indonesia

Oleh: Tri Wahyuni Zuhri Judul  : Profil Perempuan Pengarang & Penulis Indonesia Penulis : Kurniawan Junaedhie Penerbit : Kosa Kata Kita Jakarta Jumlah hlm. : 338 Tahun : 2012 Buku yang di tulis oleh Kurniawan Junaedhie dan di terbitkan oleh Kosa Kata Kita Jakarta, memang cukup banyak di cari. Terutama karena buku ini memuat sekitar 800-an lebih profil perempuan pengarang dan penulis Indonesia.  Sejak zaman Saadah Alim, perempuan pengarang kelahiran 1897, hingga Sri Izzati, pengarang kelahiran 1995. Dalam kata pengantar di buku ini, Kurniawan Junaeid menjelaskan alasannya membuat buku Profil Perempuan Pengarang dan Penulis Indonesia.  Selama ini masih sedikit sekali buku  literatur yang menjelaskan sepak terjang perempuan pengarang dan penulis di Indonesia.  Sebut saja buku-buku tersebut antara lain Leksikon Kesustraan Indonesia Modern Edisi Baru (Djambatan, 1981) di susun oleh Pemusuk Eneste, Leksikon Susastra Indonesia (Balai Pustaka, 2000) yang di su

Puisi-Puisi William Butler Yeats Terjemahan Rini Febriani Hauri

Ketika Kau Menua KETIKA kau menua, kelabu dan pengantuk, terangguk-angguk di dekat pendiangan, ambillah buku ini, bacalah pelan-pelan dan khayalkan pandangan matamu, yang dahulu lembut dan bayangannya yang dalam; betapa banyak yang  mengagumi saat-saat riangmu, dan mencintai kemolekanmu dengan cinta murni ataupun palsu tetapi seorang lelaki mencintai  kesalehan di dalam dirimu, dan mencintai kemurungan roman wajahmu yang silih berganti; sambil membungkuk di samping besi pendiangan yang berkilauan bara api bergumam, sedikit sedih, betapa cinta terbang dan melayang ke atas puncak gunung nun jauh di sana lalu menyembunyikan wajahnya di tengah kerumunan bintang-bintang 1919 Menjelang Fajar KEMBARAN mimpikukah ini? perempuan yang lelap terbaring di sisiku dan bermimpi ini, ataukah kami telah membelah mimpi dalam naungan kilauan dingin pertama hari ini? pikirku: ‘Ada air terjun di sisi Ben Bulben yang kusayang sepanjang masa kecilku;

Rise For Holiday