Langsung ke konten utama

Karya Sastra dan Refleksi Kemerdekaan




Dalam rangka memperingati kemerdekaan Republik Indonesia tercinta, Komunitas Jari Menari (KJM) mengadakan acara gelar sastra jari merdeka dengan tema karya merdeka. Acara ini diadakan sehari menjelang kemerdekaan, tepatnya Rabu malam, 16 Agustus 2017 di lapangan sepak bola RT 62 perumahan Citra Kenali, Kel. Kenali Besar, Kec. Alam Barajo, Kota Jambi. KJM sengaja memilih tempat terbuka agar masyarakat dapat menikmati kesejukan hawa malam yang begitu nikmat ketika merasuk melalui pori-pori. 

Semua pengunjung yang terdiri atas mahasiswa, komunitas literasi, komunitas sosial, dan kalangan umum diperlakukan sama. Berkumpul menjadi satu dan sama-sama duduk di atas perlak biru atau koran. Sisi egaliter inilah sebenarnya salah satu sisi yang ingin KJM sampaikan bahwa baik tua maupun muda semuanya sama dan sederajat. Acara ini didukung oleh Ketua RT dan warga RT 62 perumahan Citra Kenali. Dari mulai mempersiapkan acara hingga hari H acara, kontribusi masyarakat tiada henti-hentinya. Acara di mulai pukul 20.00 WIB dan diakhiri pukul 22.30 WIB.

Tujuan acara ini sebenarnya selain sebagai kampanye agar sastra semakin dicintai oleh masyarakat umum, juga agar masyarakat tidak mudah dibawa oleh berita kebohongan yang hingga saat ini masih saja ada. Sebab sastra lahir dengan perasaan dan keadaan sosial yang sedang terjadi di masa lalu, masa kini, bahkan semacam nubuat untuk masa depan. Di dalam sastra ada kehidupan yang banyak sekali memberikan kita nilai-nilai baru.

Saat ini, sastra hanya dikonsumsi oleh kalangan tertentu. Tidak banyak masyarakat Jambi yang betah menghabiskan waktu untuk berlama-lama membaca buku, alih-alih menulis. Keindahan karya sastra di Jambi pun kini hanya dinikmati oleh kalangan terpelajar. Hal tersebut bisa dikatakan terpaksa karena masuk ke dalam kurikulum sekolah. Acara-acara sastra di Jambi juga minim. Mengapa demikian? Selain rendahnya minat baca, juga masih minimnya penggerak atau pejuang sastra di Jambi.

Kegiatan KJM ini dibuka dengan kata sambutan Ketua RT 62 dan menyanyikan lagu Indonesia Raya dengan khidmat. Setelah itu, dilanjutkan dengan renungan kemerdekaan yang dipimpin oleh Dani Around. Renungan kemerdekaan ini diawali dengan menghidupkan lilin secara menyambar dari satu tangan ke tangan lainnya. Sambil menunggu lilin menyala rata, pengunjung yang datang menyanyikan lagu Gugur Bunga dengan syahdu. Renungan ini sontak mengembalikan ingatan tentang perjuangan-perjuangan para pahlawan yang telah gugur di medan perang bahwa berjuang untuk meraih kemerdaan di masa lalu bukanlah hal yang mudah. Untuk itu, kita sebagai generasi yang lahir di negara yang sudah merdeka wajib menghormati dan menghargai perjuangan tersebut. 

Usai renungan, lalu dilanjutkan dengan pembacaan Puisi Yanda Pratiwi dan pembacaan doa untuk para pahlawan dan Indonesia. Setelah doa, barulah semua yang hadir menyusun lilin di atas tanah melingkari pengunjung sambil menyanyikan lagu Indonesia Pusaka. Kemudian dilanjutkan dengan  pembacaan puisi, musikalisasi puisi, hingga teatrikal puisi. Dan tidak lupa pula ada launching buletin Kolam Jari Menari. Acara pun ditutup dengan menyanyikan lagu Syukur.(RFH)


NB: Tulisan ini pernah dimuat di majalah puan.co  tanggal 18 Agustus 2017 sila klik http://puan.co/2017/08/karya-sastra-dan-refleksi-kemerdekaan/







Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pepatah Jepang I

diambil dari catatan Facebook, 17 Agustus 2010         Pepatah dalam bahasa Jepang disebut kotowaza (ことわざ)salah satunya nih, iwanu ga hana いわぬ が 花 artinya, tidak bicara itu bunga, maksudnya  diam adalah emas. "Aite no nai kenka wa dekinu" artinya Orang tak bisa bertengkar tanpa musuh. "Shippai wa seikou no moto" artinya kegagalan adalah kesuksesan yang tertunda "Hito no uwasa mo shici jyu go nichi"  (人の噂も七十五日) artinya, gosip/rumor hanya bertahan selama 75 hari alias gosip/rumor tidak akan bertahan lama.  "Sarumo ki kara ochiru" 猿も木から落ちる  artinya kera juga bisa jatuh dari pohon.  Sama artinya dengan sepandai-pandainya tupai melompat pasti akan jatuh juga "Baka mo ichi-gei" 馬鹿 も いちげい artinya, orang bodoh pun punya kelebihan/kebaikan "Arashi no ato, sora ni niji ga kakarimashita" artinya Badai pasti berlalu "Onna sannin yoreba kashimashii" artinya: di mana pun ketika ada t

Buku Profil Perempuan Pengarang & Penulis Indonesia

Oleh: Tri Wahyuni Zuhri Judul  : Profil Perempuan Pengarang & Penulis Indonesia Penulis : Kurniawan Junaedhie Penerbit : Kosa Kata Kita Jakarta Jumlah hlm. : 338 Tahun : 2012 Buku yang di tulis oleh Kurniawan Junaedhie dan di terbitkan oleh Kosa Kata Kita Jakarta, memang cukup banyak di cari. Terutama karena buku ini memuat sekitar 800-an lebih profil perempuan pengarang dan penulis Indonesia.  Sejak zaman Saadah Alim, perempuan pengarang kelahiran 1897, hingga Sri Izzati, pengarang kelahiran 1995. Dalam kata pengantar di buku ini, Kurniawan Junaeid menjelaskan alasannya membuat buku Profil Perempuan Pengarang dan Penulis Indonesia.  Selama ini masih sedikit sekali buku  literatur yang menjelaskan sepak terjang perempuan pengarang dan penulis di Indonesia.  Sebut saja buku-buku tersebut antara lain Leksikon Kesustraan Indonesia Modern Edisi Baru (Djambatan, 1981) di susun oleh Pemusuk Eneste, Leksikon Susastra Indonesia (Balai Pustaka, 2000) yang di su

Puisi-Puisi William Butler Yeats Terjemahan Rini Febriani Hauri

Ketika Kau Menua KETIKA kau menua, kelabu dan pengantuk, terangguk-angguk di dekat pendiangan, ambillah buku ini, bacalah pelan-pelan dan khayalkan pandangan matamu, yang dahulu lembut dan bayangannya yang dalam; betapa banyak yang  mengagumi saat-saat riangmu, dan mencintai kemolekanmu dengan cinta murni ataupun palsu tetapi seorang lelaki mencintai  kesalehan di dalam dirimu, dan mencintai kemurungan roman wajahmu yang silih berganti; sambil membungkuk di samping besi pendiangan yang berkilauan bara api bergumam, sedikit sedih, betapa cinta terbang dan melayang ke atas puncak gunung nun jauh di sana lalu menyembunyikan wajahnya di tengah kerumunan bintang-bintang 1919 Menjelang Fajar KEMBARAN mimpikukah ini? perempuan yang lelap terbaring di sisiku dan bermimpi ini, ataukah kami telah membelah mimpi dalam naungan kilauan dingin pertama hari ini? pikirku: ‘Ada air terjun di sisi Ben Bulben yang kusayang sepanjang masa kecilku;

Rise For Holiday