Langsung ke konten utama

Pepatah Jepang II

 
 
้’ไบŒๆ‰(ใ‚ใŠใซใ•ใ„)=bau kencur, masih hijau

็ฉบๆจฝใฏ้ŸณใŒ้ซ˜ใ„(ใ‚ใใŸใ‚‹ใฏใŠใจใŒใŸใ‹ใ„) = tong kosong nyaring bunyinya

ๆš‘ ใ•ใ‚‚ๅฏ’ใ•ใ‚‚ๅฝผๅฒธใพใง(ใ‚ใคใ•ใ‚‚ใ•ใ‚€ใ•ใ‚‚ใฒใŒใ‚“ใพใง) = masa yang mudah dilalui (tak begitu dingin dan juga panas), yakni saat penghujung musim  panas dan penghujung musim semi (HIGAN)

ไธ€็ŸณไบŒ้ณฅ(ใ„ใฃใ›ใใซใกใ‚‡ใ†) = sambil menyelam minum air, sekali merengkuh dayung, dua, tiga pulau terlampaui

ๅ˜˜ใ‚‚ๆ–นไพฟ(ใ†ใใ‚‚ใปใ†ในใ‚“)= bohong demi kebaikan (ada kalanya bohong itu perlu)

ๅ™‚ใ‚’ใ™ใ‚Œใฐๅฝฑ(ใ†ใ‚ใ•ใ‚’ใ™ใ‚Œใฐใ‹ใ’)= kalau menggosip, orangnya pasti datang

็“œไบŒใค(ใ†ใ‚ŠใตใŸใค)= bagai pinang dibelah dua (sesuatu yang mirip/serupa/kembar)

้ฌผใซ้‡‘ๆฃ’(ใŠใซใซใ‹ใชใผใ†)= semakin bertambah kuat (seperti jin diberi gada)

่‹ฆใ‚ใ‚Šๆฅฝใ‚‚ใ‚ใ‚Š(ใใ‚ใ‚Šใ‚‰ใใ‚‚ใ‚ใ‚Š)= ada senang ada susah

่‹ฆใ—ใ„ๆ™‚ใฎ็ฅž้ ผใฟ(ใใ‚‹ใ—ใ„ใจใใฎใ‹ใฟใ ใฎใฟ)=bahaya berlalu, Tuhan dilupakan (hanya saat ditimpa kesusahan saja berdoa/memohon kpdTuhan)

ไบ”ๅๆญฉ็™พๆญฉ(ใ”ใ˜ใ‚…ใ†ใปใฒใ‚ƒใฃใฝ)= takjauh beda, alhasil sama saja halnya (setali tiga uang)

้ƒทใซๅ…ฅใฃใฆใฏ้ƒทใซๅพ“ใ†(ใ”ใ†ใซใ„ใฃใฆใฏใ”ใ†ใซใ—ใŸใŒใ†)= di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung

่ปขใฐใฌๅ…ˆใฎๆ–(ใ“ใ‚ใฐใฌใ•ใใฎใคใˆ) = sedia payung sebelum hujan

ๅผ˜ ๆณ•ใซใ‚‚็ญ†ใฎใ‚ใ‚„ใพใ‚Š(ใ“ใ†ใผใ†ใซใ‚‚ใตใงใฎใ‚ใ‚„ใพใ‚Š)= tiada gading yang tak retak; alkisah dulu ada orang bernama Gobo-san yang pandai sekali menulis kaligrafi Kanji

ๅ…ˆ็ซ‹ใค็‰ฉใฏ้‡‘(ใ•ใใ ใคใ‚‚ใฎใฏใ‹ใญ)= uang adalah nomor satu/yang paling didahulukan adalah uang

็Œฟใ‚‚ๆœจใ‹ใ‚‰่ฝใกใ‚‹(ใ•ใ‚‹ใ‚‚ใใ‹ใ‚‰ใŠใกใ‚‹)= sepandai-pandai tupai melompat akhirnya gawal/jatuh juga

้…ธใ„ใ‚‚็”˜ใ„ใ‚‚ๅ™›ใฟๅˆ†ใ‘ใ‚‹(ใ™ใฃใฑใ„ใ‚‚ใ‚ใพใ„ใ‚‚ใ‹ใฟใ‚ใ‘ใ‚‹) = banyak makan asam garam (banyak pengalamannya/tahu seluk beluknya)

ไฝใ‚ใฐ้ƒฝ(ใ™ใ‚ใฐใฟใ‚„ใ“)= tinggal di tempat baru, lama kelamaan terbiasa seperti kampung halaman sendiri

ๅไบบๅ่‰ฒ(ใ˜ใ‚…ใ†ใซใ‚“ใจใ„ใ‚)= sepuluh orang sepuluh warna; setiap orang berbeda akan pikiran dan kegemarannya

ๆฃšใ‹ใ‚‰็‰กไธน้ค…(ใŸใชใ‹ใ‚‰ใผใŸใ‚‚ใก)= seperti mendapat durian runtuh (mendapat rezeki yang tak diduga)

ๆณฃใ้ขใซ่œ‚(ใชใใคใ‚‰ใซใฏใก)= waktu menangis tersengat lebah; sudah jatuh tertimpa tangga (mendapat kemalangan bertubi-tubi/berturut-turut)

ๆณฅ็ธ„ๅผ(ใฉใ‚ใชใ‚ใ—ใ)= bersiap-siap atau berbenah diri setelah peristiwa terjadi

ไธƒ่ปขใณๅ…ซ่ตทใ(ใชใชใ“ใ‚ใณใ‚„ใŠใ)= jatuh tujuh kali bangun delapan kali; tidak patah semangat dan pantang menyerah

ๅฏ่€ณใซๆฐด(ใญใฟใฟใซใฟใš)= kaget karena mendengar pertama kali tiba-tiba (bagai kuping tidur terkena air)

็Œซใซๅฐๅˆค(ใญใ“ใซใ“ใฐใ‚“)= memberi barang kepada seseorang yang tidak tahu kegunaannya

ๆฅ ใ‚’ๅ—ใ‘ใ‚‹ใ‚ˆใ‚Š็™ฝ้ชจใฎๆ–นใŒใพใ—(ใฏใ˜ใ‚’ใ†ใ‘ใ‚‹ใ‚ˆใ‚Šใ—ใ‚ใผใญใฎใปใ†ใŒใพใ—)= lebih baik putih tulang daripada berputih mata (lebih baik mati daripada menanggung malu), lebih baik berkalang tanah daripada bercermin bangkai

่ฆ†ๆฐด็›†ใซ่ฟ”ใ‚‰ใš(ใตใใ™ใ„ใผใ‚“ใซใ‹ใˆใ‚‰ใš)= air yang tumpah di baki tak bisa dikembalikan; nasi sudah menjadi bubur

่ฑšใซ็œŸ็ (ใถใŸใซใ—ใ‚“ใ˜ใ‚…)= seperti kera diberi kaca/laksana kera mendapat bunga (mendapat sesuatu tapi tak tahu faedah/manfaatnya)

ๅฎŸ ใ‚‹ใปใฉ้ ญใฎไธ‹ใŒใ‚‹็จฒ็ฉ‚ใ‹ใช(ใฟใฎใ‚‹ใปใฉใ‚ใŸใพใฎใ•ใŒใ‚‹ใ„ใชใปใ‹ใช) = seperti ilmu padi, makin berisi makinmerunduk (seseorang yang semakin luhur dan mulia, namun semakin merendahhatinya)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pepatah Jepang I

diambil dari catatan Facebook, 17 Agustus 2010         Pepatah dalam bahasa Jepang disebut kotowaza (ใ“ใจใ‚ใ–)salah satunya nih, iwanu ga hana ใ„ใ‚ใฌ ใŒ ่Šฑ artinya, tidak bicara itu bunga, maksudnya  diam adalah emas. "Aite no nai kenka wa dekinu" artinya Orang tak bisa bertengkar tanpa musuh. "Shippai wa seikou no moto" artinya kegagalan adalah kesuksesan yang tertunda "Hito no uwasa mo shici jyu go nichi"  (ไบบใฎๅ™‚ใ‚‚ไธƒๅไบ”ๆ—ฅ) artinya, gosip/rumor hanya bertahan selama 75 hari alias gosip/rumor tidak akan bertahan lama.  "Sarumo ki kara ochiru" ็Œฟใ‚‚ๆœจใ‹ใ‚‰่ฝใกใ‚‹  artinya kera juga bisa jatuh dari pohon.  Sama artinya dengan sepandai-pandainya tupai melompat pasti akan jatuh juga "Baka mo ichi-gei" ้ฆฌ้นฟ ใ‚‚ ใ„ใกใ’ใ„ artinya, orang bodoh pun punya kelebihan/kebaikan "Arashi no ato, sora ni niji ga kakarimashita" artinya Badai pasti berlalu "Onna sannin yoreba kashimashii" artinya: di mana pun ketika ada t

Buku Profil Perempuan Pengarang & Penulis Indonesia

Oleh: Tri Wahyuni Zuhri Judul  : Profil Perempuan Pengarang & Penulis Indonesia Penulis : Kurniawan Junaedhie Penerbit : Kosa Kata Kita Jakarta Jumlah hlm. : 338 Tahun : 2012 Buku yang di tulis oleh Kurniawan Junaedhie dan di terbitkan oleh Kosa Kata Kita Jakarta, memang cukup banyak di cari. Terutama karena buku ini memuat sekitar 800-an lebih profil perempuan pengarang dan penulis Indonesia.  Sejak zaman Saadah Alim, perempuan pengarang kelahiran 1897, hingga Sri Izzati, pengarang kelahiran 1995. Dalam kata pengantar di buku ini, Kurniawan Junaeid menjelaskan alasannya membuat buku Profil Perempuan Pengarang dan Penulis Indonesia.  Selama ini masih sedikit sekali buku  literatur yang menjelaskan sepak terjang perempuan pengarang dan penulis di Indonesia.  Sebut saja buku-buku tersebut antara lain Leksikon Kesustraan Indonesia Modern Edisi Baru (Djambatan, 1981) di susun oleh Pemusuk Eneste, Leksikon Susastra Indonesia (Balai Pustaka, 2000) yang di su

Puisi-Puisi William Butler Yeats Terjemahan Rini Febriani Hauri

Ketika Kau Menua KETIKA kau menua, kelabu dan pengantuk, terangguk-angguk di dekat pendiangan, ambillah buku ini, bacalah pelan-pelan dan khayalkan pandangan matamu, yang dahulu lembut dan bayangannya yang dalam; betapa banyak yang  mengagumi saat-saat riangmu, dan mencintai kemolekanmu dengan cinta murni ataupun palsu tetapi seorang lelaki mencintai  kesalehan di dalam dirimu, dan mencintai kemurungan roman wajahmu yang silih berganti; sambil membungkuk di samping besi pendiangan yang berkilauan bara api bergumam, sedikit sedih, betapa cinta terbang dan melayang ke atas puncak gunung nun jauh di sana lalu menyembunyikan wajahnya di tengah kerumunan bintang-bintang 1919 Menjelang Fajar KEMBARAN mimpikukah ini? perempuan yang lelap terbaring di sisiku dan bermimpi ini, ataukah kami telah membelah mimpi dalam naungan kilauan dingin pertama hari ini? pikirku: ‘Ada air terjun di sisi Ben Bulben yang kusayang sepanjang masa kecilku;

Rise For Holiday