Ada yang pernah berkunjung ke lapak baca Komunitas Jari Menari? Biasanya mereka nongkrong di sekitaran Kantor Gubernur Jambi. Ternyata tempat nongkrong mereka bukan hanya di sana saja. Apa sih jari menari itu? Kira-kira apa yang Sahabat Puan bayangkan bila mendengar kata jari menari? Penasaran? Simak wawancara puan.co berikut ini!
1.
Mengapa
diberi nama Komunitas Jari Menari (KJM)?
Sebenarnya
tidak ada latar belakang kenapa komunitas ini diberi nama Komunitas Jari Menari
(KJM). Nama ini tiba-tiba langsung muncul di kepala penggeraknya. Sebenarnya
cukup aneh nama komunitas ini ketika dikaitkan dengan dunia literasi. Tapi,
tanpa kita pungkiri ketika jari-jari ini telah bergerak maka lahirlah sebuah
karya baru. Tidak hanya itu, dengan jari-jari ini, kita membuka lembar
perlembar halaman buku yang sedang kita baca. Kami memaknai jari menari bukan
berarti jari ini menari-menari. Akan tetapi setiap jari ini bergerak ke kiri,
ke kanan, ke bawah, ke atas, bahkan tidak tahu arahnya, maka kami sebut jari
ini telah menari-menari di atas buku, kertas, keybord dan kain canvas. Karena
komunitas Jari Menari adalah komunitas membaca, menulis dan melukis.
2.
Mengapa
KJM harus ada?
Awalnya
KJM ini ada hanya berlatar belakang rendahnya minat mahasiswa di kampus yang
membicarakan dunia literasi. Awalnya hanya itu. Seiring berjalannya KJM ini.
Kami baru sadar, bahwasanya KJM harus tetap ada dan tetap berjalan. Minat baca
di indonesia sangat rendah dan pelukis-pelukis tangan saat ini mulai terlupakan
seiring majunya teknologi.
3.
Sejak
kapan KJM berdiri?
Umur
KJM masih sangat muda. KJM berdiri pada tanggal 8 oktober 2016. Meskipun wacana
untuk mendirikan KJM ini sebelum tanggal 8 oktober 2016. Tapi kami penggerak
menetapkan tanggal 8 oktober adalah hari berdirinya KJM, bertepatan ketika kami
pertama berkumpul di depan patung pahlawan Jambi, Sulthan Thaha Saifuddin di
kantor gubernur Jambi.
4.
Siapa
pemilik KJM? Siapa-siapa saja anggotanya?
Jika
ditanya siapa pemilik KJM, rasanya sulit mengatakan. Semua penggerak dan
anggota mengatakan merekalah pemilik KJM ini. Tapi, di KJM ada juga struktur
kepengurusan. Di struktur KJM memiliki, Ketua, Sekretaris, Bendahara, Divisi
Program, Divisi Kerja Sama, Divisi Volunter, dan Divisi Publikasi dan Dokumentasi.
5.
Apa
perbedaan KJM dengan lapak-lapak lainnya?
Di
lapak baca KJM tidak hanya membaca buku, di sana juga bisa melihat sketsa
tangan, mendongeng, pembacaan puisi, diskusi tulisan dan belajar melukis.
Tentunya tidak dalam satu waktu. Untuk belajar melukis di akhir waktu. Dan di
lapak baca kita ada satu permainan yaitu panca sajak.
6.
Kegiatan
apa saja yang pernah dilakukan KJM?
Belum
banyak yang telah kami lakukan untuk saat ini. Yang pasti kami telah melakukan
lapak baca gratis. Diskusi penulisan bersama mentor, gelar sastra kemerdekaan,
belajar melukis, buka puasa bersama, dan melahirkan buletin kolam sastra.
7.
Program
apa saja yang sedang dijalankan?
Saat
program kita antara lain, lapak baca gratis, arisan tulisan setiap minggunya,
belajar melukis setiap minggunya, dan menyiapkan buletin kolam sastra edisi
kedua. Dan saat ini kami juga sedang menyiapkan whorshop penulisan karya sastra
dan whorshop melukis otodidak itu menyenangkan untuk tingkat pelajar
SMA/sederajat.
8.
Biasa
KJM nongkrong dimana? Apakah hanya di Kantor Gubernur Jambi saja? mengapa milih
tempat itu?
Tempat
nongkrong KJM tidak ada tempat yang pasti. Kami juga pernah nongkrong di taman
simpang pulai, taman jaksa, dan pedestarian jomblo. Tapi kami memang sering di
kantor gubernur, tempat ini dipilih dikarenakan lokasinya strategis dan berada
di tengah-tengah.
9.
Jadwal
nongkrong KJM kapan saja?
Jadwal
nongkrong KJM yaitu rabu malam kamis, dan minggu pagi. Ini adalah jadwal yang
pasti, tapi kita juga sering berkumpul diluar jadwal yang telah ditetapkan.
Seperti menyampul buku-buku koleksi KJM, dan membicarakan program-program yang
akan kami laksanakan.
10. Buku-buku koleksi KJM apa saja
jenisnya?
Koleksi
buku KJM sudah bisa dibilang bervariasi. Tapi, belum lengkap. Saat ini koleksi
buku KJM antara lain, buku agama, buku anak, buku ilmiah, dan fiktif.
11. Jumlah bukunya berapa?
Jumlah
buku keseluruhan saat ini 378 eks buku. Yang mana terdiri dari, 134 eks buku
fiksi, 63 eks buku non fiksi, 47 eks buku agama, 124 eks buku anak-anak, dan 10
majalah.
12. Buku-buku ini milik siapa sih
awalnya?
Buku-buku KJM awalnya milik Kak Yanda.
Beliau ini hobi membaca sejak kecil, karena itu buku beliaulah yang banyak
digunakan untuk lapak baca pertama dan seterusnya. Tidak hanya buku Kak Yanda,
akan tetapi buku-buku semua member juga ada di letakkan di lapak baca. Mengenai
buku anak-anak, awalnnya kami sumbangan untuk membelinya.
13. Buku yang paling diminati pembaca?
Buku
yang paling diminati bermacam-macam sih. Karena pengunjung lapak baca juga
bervariasi. Mulai dari usia anak-anak, remaja bahkan orang tua. Tapi rata-rata
menyukai buku agama dan motivasi.
Sedangkan remajanya mereka menyukai novel.
14. Apakah pembaca boleh meminjam buku KJM?
Boleh
banget. Dengan persyaratan mengisi data diri yang benar.
15. Bila boleh meminjam buku, bagaimana
bila bukunya tidak dikembalikan?
Tahu
banget kalau ada yang tidak mengembalikan buku. Iya kami ikhlas saja, meskipun
sedikit jengkel dengan orang-orang seperti ini. Tapi, kami percaya jika ada
satu buku yag tak kembali, maka akan ada sepuluh buku baru yang datang kepada
kami. Itu artinya, harga buku saat ini terlalu mahal. Sehingga banyak
masyarakat kita yag tak mampu membeli buku.
16. Paling banyak pembacanya siapa
saja?
Melihat
buku pegujung yang kami sediakan, pembacannya bervariasi. Terkadag minggu ini
banyak anak muda yag berkunjung, dan kadang pula banyak pasangan muda maupun
tua yag berkunjunng di lapak baca KJM. Intinnya angka statistik pengunjung
turun naik.
17. Apakah KJM menerima sumbangan buku?
Buku-buku apa saja?
Iya,
kami sangat menerima sumbangan buku. Kami menerima semua jenis buku, kecuali
buku pelajaran sekolah.
18. Sumbangan buku bisa diantar kemana
khusus wilayah kota? Kalau dari luar bisa kirim ke mana?
Untuk
wilayah kota bisa menghubungi kami jika tidak sempat mengantarnya ke lapak baca
minggu pagi. Dan kalau dari luar kota bisa kirim ke alamat, perumahan pemda
bukit berigin, no, 35 RT 15 Kec. Telanaipura. Dan jika ingin mengirimnya gratis
tentu saja pada tanggal 17 melalui kantor pos. Lapak baca kita juga sudah
terdaftar di kemedikbud donasi buku. Jadinya teman-teman bisa mengirim gratis.
Jika ingin butuh info lebih lanjut silakan hubungin nomor ini 0895354461031.
19. Alamat sekre KJM di mana?
Sekre KJM belum ada. Tapi biasanya
kami berkumpul di tiga rumah. Yang pertama di perumahan pemda telanaipura, yang
kedua di TAC sipin dan yang ketiga di Garasi baca yang saat ini masih tahap
pembuatan.
20. Selama ini kendala KJM apa saja?
Selama
ini kendala kami, seperti kendaraan untuk membawa buku terkadang tidak tentu,
sehingga membuat kami sering terlambat membuka lapak baca. Seharusnya jam 7
sudah stay di tempat, karena
kendaraan datang terlambat mengambil buku akhirnya kami buka hampir jam 8
lewat. Belum lagi, sesampai di kantor gubernur kami juga harus jalan kaki
sambil mengangkut buku di karena kebijakan pemerintah yang tidak membolehkan
kendaraan masuk ke dalam kantor gubernur. Dan sekre secara resmi kami belum
ada, karena itulah beberapa komunitas ataupun lembaga sering kali kebingungan
mengirim surat kepada kami. Sekiranya bila ada donatur yang bersedia, maka kami
menerimanya dengan sangat.
Kendala
terakhir KJM adalah, belum ada legalitas di badan hukum. Tapi itu hal terakhir
menurut kami. Kami ingin bermanfaat aja dulu, baru mikirin legalitas di badan
hukum. Toh tanpa legalitas kami tetap bergerak maju. Ya, sekiranya jika ada yag
mau menolong pasti kami terima.
21. Bagaimana suka duka KJM?
Untuk
sukanya, di KJM ini kami bisa saling belajar dan mengajar tentang artinya
berbagi kesenangan di dalam ruang lingkup yang sama, yaitu literasi. Kami bisa
saling mengerti bagaimana membangun kebersamaan di dalam kesulitan, dan kami
bisa merasakan arti dari perjuangan itu sendiri. Sedangkan dukanya, mungkin ini
bukan sebuah duka, tetapi sebuah pengalaman hidup yang akan menjadi cerita
suatu hari nanti, kami pernah harus merasakan rasa pahitnya terusir dari
tempat biasa kami buka lapak baca dan
kami juga pernah buka lapak baca tetapi nggak ada sama sekali yang baca buku.
Sejauh ini, itu sih yang buat sedih.
22. Bagaimana respons masyarakat dengan adanya KJM?
Tentunya
mendapat respon yang positif dari masyarakat. Tidak jarang kami mendapat ucapan
terimakasih dan pujian dari masyarakat. Pujiannya seperti ini, “Wah luar biasa
dan kreatif untuk jari menari” dan masih banyak lagi lainnya.
23. Apakah pihak masyarakat yang
menyumbang buku juga banyak?
Dari
masyarakat juga ada. Di bilang banyak belum bisa kami katakan banyak. Tapi ada kemarin
kami mendapatkan sumbangan buku dua kardus dari masyarakat.
24. Apakah selama ini ada bantuan dari
pemerintah?
Belum
ada.
25. Melihat geliat lapak baca,
sepertinya kan masih sedikit di Jambi, bagaimana upaya KJM agar di
kabupaten-kabupaten lain ikut bergerak?
Upaya
kami saat ini ingin mengumpulkan sebanyak-banyaknya buku, lalu menyumbangkan
kepada teman-teman mahasiswa di kabupaten yang berkeinginan untuk buka lapak
baca. Saat ini di beberpa kabupaten juga sudah ada lapak baca, seperti Kabupaten
Merangin dan Sarolangun. Tentunya kami akan terus mengkampanyekan ayo membaca.
Jerambah Bolong
Rini Febriani Hauri
Catatan: Tulisan ini pernah dimuat di puan.co tertanggal 24 September 2017. Sila klik http://puan.co/2017/09/di-balik-rahasia-jari-menari/
Komentar
Posting Komentar