Langsung ke konten utama

Puisi-Puisi Cinta Caroline Elizabeth Sarah Norton Terjemahan Rini Febriani Hauri



MY heart is like a withered nut,

MY heart is like a withered nut,
Rattling within its hollow shell;
You cannot ope my breast, and put
Any thing fresh with it to dwell.
The hopes and dreams that filled it when
Life's spring of glory met my view,
Are gone! and ne'er with joy or pain
That shrunken heart shall swell anew.

My heart is like a withered nut;
Once it was soft to every touch,
But now 'tis stern and closely shut;--
I would not have to plead with such.
Each light-toned voice once cleared my brow,
Each gentle breeze once shook the tree
Where hung the sun-lit fruit, which now
Lies cold, and stiff, and sad, like me!

My heart is like a withered nut--
It once was comely to the view;
But since misfortune's blast hath cut,
It hath a dark and mournful hue.
The freshness of its verdant youth
Nought to that fruit can now restore;
And my poor heart, I feel in truth,
Nor sun, nor smile shall light it more!

Hatiku seperti Kacang Layu

HATIKU seperti kacang layu,
bergetar dalam kulitnya yang cekung;
kau takkan bisa melepaskan dadaku dan meletakkan
sesuatu yang segar untuk meninggalkan
harapan dan impian yang mengisi kepalaku
saat musim semi,  kemuliaan hidup yang memenuhi pandanganku,
hilang! Dan tidak pernah  merasa sukacita sehingga rasa sakit
yang menyusut  akan membengkak lagi.

Hatiku seperti kacang layu;
begitu lembut untuk setiap sentuhan,
tapi sekarang sangat erat dan tertutup;
aku tidak perlu memohon lagi
suara ringan sekaligus kencang membuka alisku,
angin sepoi-sepoi mengguncang pepohonan
buah-buah yang  bergelantungan  diterangi sinar matahari,
kebohongan-kebohongan menjadi dingin, kaku, dan sedih, sepertiku!

Hatiku seperti kacang layu -
sangat lucu bila dilihat;
tapi ledakan sial telah mengubah
warnanya menjadi  gelap dan menyedihkan.
seperti semangat pemuda yang masih hijau
seharusnya buah itu pulih kembali;
dan hatiku yang malang, aku merasakannya dalam kebenaran
bukan matahari maupun senyuman yang akan menyinarinya lagi!

=========================================================================
Love Not

Love not, love not! ye hapless sons of clay!
Hope’s gayest wreaths are made of earthly flowers—
Things that are made to fade and fall away
Ere they have blossom’d for a few short hours.
Love not!

Love not! the thing ye love may change:
The rosy lip may cease to smile on you,
The kindly-beaming eye grow cold and strange,
The heart still warmly beat, yet not be true.
Love not!

Love not! the thing you love may die,
May perish from the gay and gladsome earth;
The silent stars, the blue and smiling sky,
Beam o’er its grave, as once upon its birth.
Love not!

Love not! oh warning vainly said
In present hours as in the years gone by;
Love flings a halo round the dear ones’ head,
Faultless, immortal, till they change or die,
Love not!


Jangan Mencintai

Jangan mencintai, jangan mencintai! Hai anak-anak tanah liat!
karangan bunga penuh harapan terbuat dari bunga-bunga duniawi
beberapa diantaranya memudar dan rontok
bunga-bunga itu telah mekar beberapa lama.
jangan mencintai!

jangan mencintai! Apa-apa yang kaucintai bisa berubah:
bibir kemerah-merahan akan berhenti tersenyum kepadamu,
mata yang ramah menjadi dingin dan aneh,
jantung berdegup kencang, namun  itu semua tak nyata.
jangan mencintai!

jangan mencintai! Apa-apa yang kaucintai akan mati,
semoga binasa dari bumi yang riang gembira;
bintang-bintang sunyi, langit biru tersenyum,
balok kuburan kita, masih seperti dulu saat kelahirannya.
jangan mencintai!

jangan mencintai! Oh, kata peringatan yang sia-sia
masa-masa  sekarang sebagaimana  tahun-tahun berlalu;
cinta mengibas-ngibaskan lingkaran ke kepala sang terkasih,
sempurna, abadi, sampai mereka berubah atau mati,
jangan mencintai!

=========================================================================
 First Love

YES, I know that you once were my lover,
But that sort of thing has an end,
And though love and its transports are over,
You know you can still be--my friend:
I was young, too, and foolish, remember;
(Did you ever hear John Hardy sing?)
It was then, the fifteenth of November,
And this is the end of the spring!

You complain that you are not well-treated
By my suddenly altering so;
Can I help it?--you're very conceited,
If you think yourself equal to Joe.
Don't kneel at my feet, I implore you;
Don't write on the drawings you bring;
Don't ask me to say, 'I adore you,'
For, indeed, it is now no such thing.

I confess, when at Bognor we parted,
I swore that I worshipped you then--
That I was a maid broken-hearted,
And you the most charming of men.
I confess, when I read your first letter,
I blotted your name with a tear--
But, oh! I was young--knew no better,
Could I tell that I'd meet Hardy here?

How dull you are grown! how you worry,
Repeating my vows to be true--
If I said so, I told you a story,
For I love Hardy better than you!
Yes! my fond heart has fixed on another,
(I sigh so whenever he's gone,)
I shall always love you--as a brother,
But my heart is John Hardy's alone.


Cinta Pertama

YA, aku tahu kau pernah menjadi kekasihku,
tapi hubungan kita sudah berakhir,
meskipun perjalanan cinta kita sudah selesai,
kau tahu kau masih bisa menjadi - temanku:
aku masih muda dan  bodoh, ingatlah;
(pernahkah kau mendengar John Hardy bernyanyi?)
saat itulah, tanggal lima belas November,
dan inilah akhir musim semi!

Kau mengeluh Kau tak diperlakukan dengan baik
tiba-tiba saja aku berubah;
bisakah aku membantumu? kau sangat sombong,
karena  menganggap kau setara dengan Joe.
jangan berlutut di kakiku, aku mohon padamu;
jangan menulis pada gambar –gambar yang kaubawa;
jangan memintaku mengatakan, 'aku memujamu,'
Sebab, memang, sekarang tidak lagi seperti dulu.

aku akui, ketika di Bognor kita berpisah,
aku bersumpah dulu pernah memujamu -
aku seorang pembantu yang patah hati,
dan kau seorang pria paling menawan
kuakui, saat aku membaca surat pertamamu,
aku menghapus namamu dengan air mata--
tapi, oh! Aku masih muda – dan tak tahu apa-apa,
bolehkah kukatakan padamu, aku telah bertemu Hardy di sini?

Betapa membosankan menjadi dewasa! Betapa cemasnya,
mengulangi janji menjadi kenyataan -
jika aku mengatakan sesuatu, aku akan  menceritakan sebuah kisah,
karena aku mencintai Hardy lebih baik darimu!
Ya! Hatiku yang manis telah memperbaiki yang lain,
(aku menghela napas  setiap kali ia pergi,)
aku akan selalu mencintaimu - sebagai saudara laki-laki,
tapi di dalam hatiku hanya ada John Hardy seorang diri.

=========================================================================
I Do Not Love Thee

I DO not love thee! - no! I do not love thee!
And yet when thou art absent I am sad;
   And envy even the bright blue sky above thee,
Whose quiet stars may see thee and be glad.

   I do not love thee! - yet, I know not why,
Whate'er thou dost seems still well done, to me:
   And often in my solitude I sigh
That those I do love are not more like thee!

   I do not love thee! - yet, when thou art gone,
I hate the sound (though those who speak be dear)
   Which breaks the lingering echo of the tone
Thy voice of music leaves upon my ear.

   I do not love thee! - yet thy speaking eyes,
With their deep, bright, and most expressive blue,
   Between me and the midnight heaven arise,
Oftener than any eyes I ever knew.

   I know I do not love thee! yet, alas!
Others will scarcely trust my candid heart;
   And oft I catch them smiling as they pass,
Because they see me gazing where thou art.


Aku Tak Mencintaimu


Aku tak mencintaimu! - tidak! Aku tak mencintaimu!
namun, saat kau tak hadir, aku merasa sedih;
    dan iri saat langit biru cerah berada  di atasmu,
bintang yang tenang bisa melihatmu  bersukacita.

    Aku tak mencintaimu! - Namun, aku tak tahu mengapa,
bagiku segalanya masih tampak baik
    di saat kesendirianku, aku sering menghela napas
bahwa orang yang kucintai tidak lebih seperti kau!

    Aku tak mencintaimu! - Namun, saat kau pergi,
aku membenci suara-suara (meski orang-orang berbicara tentang cinta)
   memecah gema nada yang tersisa
suara -suaramu terdengar di telingaku.

    Aku tak mencintaimu! - Namun matamu yang biru berbicara,
dengan dalam, dengan terang  dan penuh perasaan
    aku dan langit tengah malam terbangun,
lebih sering daripada mata yang pernah kukenal.

    Aku tahu, aku tak mencintaimu! Namun, sayang!
orang lain hampir tak memercayai hatiku yang jujur;
   dan aku menangkap mereka tersenyum saat berjalan,
karena mereka melihatku menatap keberadaanmu

=========================================================================
Would I Were With Thee!

WOULD I were with thee! every day and hour
Which now I spend so sadly, far from thee--
Would that my form possessed the magic power
To follow where my heavy heart would be!
Whate'er thy lot--by land or sea--
Would I were with thee--eternally!

Would I were with thee! when, the world forgetting,
Thy weary limbs upon the turf are thrown,
While bright and red the evening sun is setting,
And all thy thoughts belong to heaven alone:
While happy dreams thy heart employ--
Would I were with thee--in thy joy!

Would I were with thee! when, no longer feigning
The hurried laugh that stifles back a sigh;
Thy young lip pours unheard its sweet complaining,
And tears have quenched the light within thine eye:
When all seems dark and sad below,
Would I were with thee--in thy woe!

Would I were with thee! when the day is breaking,
And when the moon hath lit the lonely sea--
Or when in crowds some careless note awaking:
Speaks to thy heart in memory of me.
In joy or pain, by sea or shore--
Would I were with thee--evermore!

Andai Aku Bersamamu!

Andai  aku bersamamu! setiap hari dan setiap waktu
sebab saat jauh darimu, aku menghabiskan waktuku dalam kesedihan -
andai  aku tercipta memiliki kekuatan gaib
aku akan mengikuti kegalauanku!
bagaimana pun nasibmu – baik di darat maupun laut -
andai aku bersamamu – selamanya?

Andai  aku bersamamu! Ketika dunia lupa,
tubuhmu yang lelah terlempar di atas rerumputan
sementara terang jingga matahari sore terbenam,
semua pikiranmu hanyalah milik surga:
Sementara mimpi bahagia telah hatimu peroleh -
andai aku bersamamu – dalam kegembiraanmu!

Andai  aku bersamamu! Ketika kita tidak lagi berpura-pura
tertawa terbahak-bahak  menahan napas;
bibirmu yang lembut menuangkan keluhannya yang manis,
dan airmata telah memadamkan cahaya di dalam matamu:
lalu semua tampak gelap dan sedih berada di bawahnya,
andai aku bersamamu - dalam celaka mu!

Andai  aku bersamamu! Ketika hari-hari patah,
saat bulan telah menyinari laut yang sepi -
atau ketika di tengah keramaian, beberapa catatan serampangan terbangun:
berbicara kepada hatimu untuk mengenangku.
dalam kegembiraan atau kesakitan, baik di laut maupun di darat -
andai aku bersamamu – selama-selamanya!

========================================================================
 Profil Penyair
Caroline Elizabeth Sarah Norton,  (22 Maret 1808 - 15 Juni 1877) adalah seorang pembaharu sosial Inggris  yang lahir tanggal 22 Maret 1808. Ia juga penulis yang aktif di awal dan pertengahan abad kesembilan belas. Kampanye Caroline yang intens menyebabkan berlalunya Undang-Undang Penitipan Bayi 1839, Undang-Undang Penyebab Kekristenan tahun 1857 dan Undang-Undang tentang Wanita yang Menikah pada Tahun 1870. Meninggal pada tanggal 15 Juni 1877.

Profil Penerjemah

Rini Febriani Hauri, buku puisi tunggalnya berjudul Suatu Sore, Bersama Jassin (Bawah Arus, 2016). Sehari-hari beraktivitas sebagai pengajar dan editor lepas. Sekarang bermukim di Jambi.

 

Catatan: Terjemahan puisiku ini pernah dimuat di kibul.in pada tanggal 01 September 2017. Sila klik http://kibul.in/terjemahan/puisi-puisi-caroline-norton/

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pepatah Jepang I

diambil dari catatan Facebook, 17 Agustus 2010         Pepatah dalam bahasa Jepang disebut kotowaza (ことわざ)salah satunya nih, iwanu ga hana いわぬ が 花 artinya, tidak bicara itu bunga, maksudnya  diam adalah emas. "Aite no nai kenka wa dekinu" artinya Orang tak bisa bertengkar tanpa musuh. "Shippai wa seikou no moto" artinya kegagalan adalah kesuksesan yang tertunda "Hito no uwasa mo shici jyu go nichi"  (人の噂も七十五日) artinya, gosip/rumor hanya bertahan selama 75 hari alias gosip/rumor tidak akan bertahan lama.  "Sarumo ki kara ochiru" 猿も木から落ちる  artinya kera juga bisa jatuh dari pohon.  Sama artinya dengan sepandai-pandainya tupai melompat pasti akan jatuh juga "Baka mo ichi-gei" 馬鹿 も いちげい artinya, orang bodoh pun punya kelebihan/kebaikan "Arashi no ato, sora ni niji ga kakarimashita" artinya Badai pasti berlalu "Onna sannin yoreba kashimashii" artinya: di mana pun ketika ada t

10 Alasan Mengapa Kita Harus Berkunjung ke Perpustakaan

Hai, Sahabat Puan, sudah ada yang tahu kalau tanggal 14 September ternyata diperingati sebagai hari berkunjung ke perpustakaan? Ada yang tahu mengapa di Indonesia memunculkan hari peringatan ini? Tentu saja alasannya supaya masyarakat mau datang dan singgah untuk membaca. Coba ingat-ingat, selama bulan September ini, sudah berapa kali Sahabat Puan berkunjung ke perpustakaan? Beberapa kali atau bahkan tidak sama sekali? Sebenarnya, apa saja sih alasan-alasan seseorang mengunjungi perpustakaan? Yuk, simak alasannya berikut! Bisa Meminjam Buku Karena di perpustakaan adalah gudangnya buku, kamu bisa datang untuk meminjam buku apa saja sesuai keinginanmu. Syarat-syarat dan ketentuannya pun berbeda-beda sesuai regulasi perpustakaan masing-masing. Jika kamu sangat ingin membaca suatu buku dan kebetulan kamu tidak memiliki buku tersebut, atau buku tersebut sulit dicari di pasaran karena sudah langka, salah satu alternatif untuk membacanya adalah meminjam ke perpustakaan

Buku Profil Perempuan Pengarang & Penulis Indonesia

Oleh: Tri Wahyuni Zuhri Judul  : Profil Perempuan Pengarang & Penulis Indonesia Penulis : Kurniawan Junaedhie Penerbit : Kosa Kata Kita Jakarta Jumlah hlm. : 338 Tahun : 2012 Buku yang di tulis oleh Kurniawan Junaedhie dan di terbitkan oleh Kosa Kata Kita Jakarta, memang cukup banyak di cari. Terutama karena buku ini memuat sekitar 800-an lebih profil perempuan pengarang dan penulis Indonesia.  Sejak zaman Saadah Alim, perempuan pengarang kelahiran 1897, hingga Sri Izzati, pengarang kelahiran 1995. Dalam kata pengantar di buku ini, Kurniawan Junaeid menjelaskan alasannya membuat buku Profil Perempuan Pengarang dan Penulis Indonesia.  Selama ini masih sedikit sekali buku  literatur yang menjelaskan sepak terjang perempuan pengarang dan penulis di Indonesia.  Sebut saja buku-buku tersebut antara lain Leksikon Kesustraan Indonesia Modern Edisi Baru (Djambatan, 1981) di susun oleh Pemusuk Eneste, Leksikon Susastra Indonesia (Balai Pustaka, 2000) yang di su

Rise For Holiday