Langsung ke konten utama

WISATA BUDAYA: THE TEMPOA JELUTUNG DAN SENI YANG MELAYANI


Halo Sahabat Puan, kali ini tim redaksi puan.co  berkunjung ke The Tempoa Jelutung. Ada yang belum pernah mendengar The Tempoa? The Tempoa Jelutung merupakan salah satu destinasi wisata kuliner dan seni yang ada di Kota Jambi. Awalnya, The Tempoa dikenal sebagai restoran saja yang dibuka tahun 2015. Namun, telah dikonsep sejak tahun 2012. Lambat laun tempat ini berkembang menjadi empat bagian: restoran, galeri seni, penginapan, dan teras tempoa. Bangunan The Tempoa ini berdiri di areal tanah seluas satu hektare. Luas bukan? 

Nama The Tempoa sendiri diambil dari nama jalan. Lokasinya memang berada di jalan Tempoa II no 21, Kec. Jelutung, Kota Jambi. Di restoran TheTempoa dihiasi ornamen-ornamen klasik, seperti potret Jambi masa lalu, lukisan-lukisan unik, mesin tik, koleksi rol-rol film di langit-langit, dan koleksi kendaraan klasik.


Sementara di Teras Tempoa, terdapat Angkringan SAD (Suku Anak Dalam) dan kantin. Angkringan SAD ini buka pukul 18.00 – 05.00 WIB, sementara kantin buka pukul 12.00 – 22.00 WIB. Yang menambah sejuk di teras ini adalah pemandangan hijau pohon-pohon ketapang. Beberapa propertinya adalah hasil kreativitas (daur ulang) dengan memanfaatkan barang-barang tua yang tak terpakai. Biasanya, Teras Tempoa sangat ramai di pukul 22.00 WIB ke atas.




Bila berbicara Galeri Seni, khususnya di Jambi. The Tempoa adalah satu-satunya galeri seni yang bukan dikelola dari pihak pemerintah. Pemiliknya bernama Harkopo Lie. Beliau merupakan pelukis Jambi berdarah Tionghoa. 

Jika Sahabat Puan singgah ke Jambi, mampirlah sejenak ke tempat ini sebab ada beberapa pemandangan menarik yang akan memanjakan Anda. Di galerinya terdapat dua lantai. Lantai kedua yang berukuran 30 x 40 m berisi foto-foto hasil jepretan fotografer Jambi dan beberapa lukisan karya seniman se-Sumatra, mulai dari seniman muda hingga yang sudah berumur. Biasanya lantai ini sering digunakan sebagai lokakarya bertema seni. Pernah juga dimanfaatkan sebagai tempat konser.

Sementara di lantai pertama, juga ada lukisan yang terpampang indah. Bedanya, di lantai ini semua lukisannya dibuat oleh pelukis Jambi. Lukisan-lukisan ini akan lebih menarik bila dilihat pada malam hari karena diberi penerangan khusus. Ada panggung apresiasi dan majalah dinding yang berisi kliping koran tentang pemberitaan The Tempoa. Selain itu, ada replika rumah panggung melayu Jambi dan rak buku yang berisi buku-buku berbau seni. Buku beberapa penyair Jambi juga ada loh.

Pengunjung The Tempoa ternyata bukan hanya orang Indonesia saja. Beberapa Bule asal Jerman, Perancis, Spanyol, dan Australia bahkan sudah pernah mengunjungi galeri seni ini. Harkopo Lie megatakan bahwa kedatangan bule-bule ini ditengarai karena ia sering mem-publish semua kegiatan Galeri Seni The Tempoa di medsosnya dan dari WOM (Word of Mouth). Membangun relasi memang bisa dilakukan melalui dunia nyata dan dunia maya. Di zaman serba canggih ini tentunya kita harus memanfaatkan media sosial. Selain itu, The Tempoa juga bekerja sama dengan Jambi Tourism sebagai salah satu promosi agar The Tempoa semakin dikenal luas oleh publik.

Berbagai kegiatan seni pun pernah bercokol di galeri ini, diantaranya pameran lukisan, pameran fotografi, pertunjukkan hari puisi Jambi, konser musik band Jambi, workshop fotografi yang mendatangkan fotografer asal Jepang, kelas seni rupa untuk anak-anak dan umum.

Harkopo Lie mengatakan bahwa ke depan ia ingin menjadikan The Tempoa sebagai sentral wisata seni di Jambi. Dalam waktu dekat, ia telah merencanakan untuk membangun Kebun yang akan diisi dengan seratus macam lebih tanaman.  

Pada tahun 2016, Harkopo Lie mendirikan sebuah komunitas seni bernama TAJI (Tempoa Art Jambi). Komunitas ini terdiri atas seniman-seniman Jambi dari berbagai latar belakang. Awalnya, sebagian orang pesimis dengan keberlangsungan komunitas ini sebab seniman-seniman Jambi dianggap terlalu ego. Karena tak terlalu mendengarkan tanggapan negatif, Harkopo mampu merangkul seniman-seniman Jambi agar menjadikan The Tempoa Art Gallery sebagai wadah bagi kegiatan-kegiatan mereka.


Harkopo Lie merupakan salah satu seniman Jambi yang kaya, namun rendah hati. Meskipun pendidikannya hanya tamat sekolah dasar, beliau terus memperjuangkan hidupnya hingga sekarang selain memiliki The Tempoa, beliau memiliki perusahaan yang bergiat di bidang furniture di Jakarta Selatan. Kalau Sahabat Puan pernah mendengar Bioskop Mega dan Istana Anak-Anak (pernah berjaya di era tahun 1990-an) yang berada di kawasan Pasar Kota Jambi, ternyata itu juga aset beliau loh. Rumah beserta keluarga Harkopo ada di Bogor. Untuk itu, Harkopo sering bolak-balik Jakarta – Jambi demi mengurusi bisnisnya.


Menurut Harkopo, hidup adalah seni yang didukung oleh disiplin dan konsep manajemen yang baik. Beliau menjunjung tinggi prinsip dasar seni yang melayani, yakni seni yang bermanfaat dan praktis demi kemanusiaan. Hidup itu seperti rubik. “Butuh strategi dan manajemen,” imbuhnya sambil memainkan sebuah rubik.

Nah, Sahabat Puan, bila bule dari luar negeri saja sudah berkunjung ke Galeri Seni The Tempoa, kalian kapan mau main ke sini? Kalau Sahabat Puan berasal dari luar Kota Jambi, Sahabat Puan bisa memanfaatkan penginapan The Tempoa sebagai tempat melepas penat.






Jerambah Bolong, Agustus 2017
Rini Febriani Hauri
Catatan: pernah dimuat di puan.co tanggal 31 Agustus 2017. Sila Klik http://puan.co/category/gaya-hidup/jalan-jalan/

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pepatah Jepang I

diambil dari catatan Facebook, 17 Agustus 2010         Pepatah dalam bahasa Jepang disebut kotowaza (ことわざ)salah satunya nih, iwanu ga hana いわぬ が 花 artinya, tidak bicara itu bunga, maksudnya  diam adalah emas. "Aite no nai kenka wa dekinu" artinya Orang tak bisa bertengkar tanpa musuh. "Shippai wa seikou no moto" artinya kegagalan adalah kesuksesan yang tertunda "Hito no uwasa mo shici jyu go nichi"  (人の噂も七十五日) artinya, gosip/rumor hanya bertahan selama 75 hari alias gosip/rumor tidak akan bertahan lama.  "Sarumo ki kara ochiru" 猿も木から落ちる  artinya kera juga bisa jatuh dari pohon.  Sama artinya dengan sepandai-pandainya tupai melompat pasti akan jatuh juga "Baka mo ichi-gei" 馬鹿 も いちげい artinya, orang bodoh pun punya kelebihan/kebaikan "Arashi no ato, sora ni niji ga kakarimashita" artinya Badai pasti berlalu "Onna sannin yoreba kashimashii" artinya: di mana pun ketika ada t

10 Alasan Mengapa Kita Harus Berkunjung ke Perpustakaan

Hai, Sahabat Puan, sudah ada yang tahu kalau tanggal 14 September ternyata diperingati sebagai hari berkunjung ke perpustakaan? Ada yang tahu mengapa di Indonesia memunculkan hari peringatan ini? Tentu saja alasannya supaya masyarakat mau datang dan singgah untuk membaca. Coba ingat-ingat, selama bulan September ini, sudah berapa kali Sahabat Puan berkunjung ke perpustakaan? Beberapa kali atau bahkan tidak sama sekali? Sebenarnya, apa saja sih alasan-alasan seseorang mengunjungi perpustakaan? Yuk, simak alasannya berikut! Bisa Meminjam Buku Karena di perpustakaan adalah gudangnya buku, kamu bisa datang untuk meminjam buku apa saja sesuai keinginanmu. Syarat-syarat dan ketentuannya pun berbeda-beda sesuai regulasi perpustakaan masing-masing. Jika kamu sangat ingin membaca suatu buku dan kebetulan kamu tidak memiliki buku tersebut, atau buku tersebut sulit dicari di pasaran karena sudah langka, salah satu alternatif untuk membacanya adalah meminjam ke perpustakaan

Buku Profil Perempuan Pengarang & Penulis Indonesia

Oleh: Tri Wahyuni Zuhri Judul  : Profil Perempuan Pengarang & Penulis Indonesia Penulis : Kurniawan Junaedhie Penerbit : Kosa Kata Kita Jakarta Jumlah hlm. : 338 Tahun : 2012 Buku yang di tulis oleh Kurniawan Junaedhie dan di terbitkan oleh Kosa Kata Kita Jakarta, memang cukup banyak di cari. Terutama karena buku ini memuat sekitar 800-an lebih profil perempuan pengarang dan penulis Indonesia.  Sejak zaman Saadah Alim, perempuan pengarang kelahiran 1897, hingga Sri Izzati, pengarang kelahiran 1995. Dalam kata pengantar di buku ini, Kurniawan Junaeid menjelaskan alasannya membuat buku Profil Perempuan Pengarang dan Penulis Indonesia.  Selama ini masih sedikit sekali buku  literatur yang menjelaskan sepak terjang perempuan pengarang dan penulis di Indonesia.  Sebut saja buku-buku tersebut antara lain Leksikon Kesustraan Indonesia Modern Edisi Baru (Djambatan, 1981) di susun oleh Pemusuk Eneste, Leksikon Susastra Indonesia (Balai Pustaka, 2000) yang di su

Rise For Holiday