Langsung ke konten utama

KOMUNITAS 2 : Gubuk Literasi Padepokan Djagat Djawa

TBM PDD dikunjungi petugas Perpustakaan Jawa Tengah
Diskusi Sastra mendatangkan penulis Magelang, Eri Sumarwan

Gubuk literasi Padhepokan Djagat Djawa (PDD) adalah nama sebuah TBM (Taman Bacaan Masyarakat) yang didirikan oleh Triman Laksana, Sastrawan Indonesia yang kini berdiam di Magelang.  Sebelum menjadi TBM, padepokan ini  awalnya berdiri pada tanggal 07 Juni 2005, yang hanya mengkhususkan untuk forum diskusi sastra Jawa dan sastra Indonesia saja. Lambat laun, tempat ini berkembang menjadi wadah bagi para pencinta sastra pemula yang ingin belajar menulis sastra. Akhirnya, ruang diskusi ini resmi berubah menjadi TBM pada tanggal 17 Agustus 2015. Ternyata di TBM PDD ini juga ada sekolah menulis.

Motivasi Triman Laksana mendirikan PDD, awalnya timbul karena rendahnya minat baca masyarakat Indonesia. Karena buku-buku koleksi pribadi menumpuk banyak, daripada hanya dibaca untuk diri sendiri, lebih baik lagi jika buku-buku ini dibaca oleh banyak orang. Terlebih, TBM di lingkungan sekitar juga belum ada. Keinginan yang kuat ini akhirnya terwujud. Respons masyrakat  pun cukup baik. Meski dalam beberapa hal, memang belum begitu menggembirakan sesuai yang diharapkan.
 
Diskusi bersama Ibu Suprihatin, penulis buku cerita anak yang beberapa kali medapat juara tingkat nasional

Memberikan kursus kilat penulisan kreatif bagi guru TK dan PAUD

TBM PDD  ini beralamat di Soto Citran, Jalan Raya Borobudur Km 1 Citran, Paremono, Mungkid, Kabupaten Magelang. Jawa Tengah. Siapa saja boleh datang ke padepokan ini karena terbuka untuk umum dan buka setiap hari dari pukul 13.00 – 17.00 WIB. Koleksi buku TBM PDD sekitar 800 lebih. Terdiri atas buku-buku sastra Jawa, sastra Indonesia, dan buku cerita anak. Selain koleksi pribadi, beberapa buku merupakan sumbangsih dari beberapa teman yang peduli. Bisa dikata TBM PDD masih sangat membutuhkan donasi buku dari pihak mana pun, terutama buku bacaan untuk anak-anak. Nah, Sahabat Puan, Kalau kamu sedang jalan-jalan ke Magelang, kamu bisa mampir ke TBM PDD sambil menyeruput soto citran khas Magelang yang aduhai.
Hasil sekolah menulis gubuk literasi Padepokan Djagat Djawa

Program-program TBM PDD ini, yakni dibukanya sekolah menulis untuk umum. Sekolah menulis ini gratis bagi siapa saja yang ingin belajar menulis. Yang dilaksanakan setiap bulan pada hari Minggu pertama. Diskusi sastra dan bedah buku dilakukan setiap dua bulan sekali. Pembicara-pembicara yang pernah didatangkan, antara lain Joni Ariadinata, Suprihatin, Ery Sumawinata, dan penulis-penulis lokal untuk membangkitkan motivasi para penulis muda. 

Karena dibuka untuk umum, sasaran TBM ini memang untuk umum. Peminatnya pun beragam. Mulai dari pelajar, pendidik, hingga sebagiannya lagi masyarakat sekitar. Kendala yang cukup signifikan, yakni meskipun TBM ini telah berdiri, masyarakat sekitar belum terlalu antusias. Yang datang ke TBM malah kebanyakan berasal dari kalangan pelajar. Itu pun karena ada tugas resensi buku-buku sastra dari guru Bahasa Indonesia di sekolahnya. Barangkali TBM ini memerlukan terobosan-terobosan baru untuk lebih membumi mengingat lingkungan TBM  berada di perdesaan.
Kerja sama dengan SMA Muhammadyah 1 Muntilan untuk penulisan kreatif dalam kegiatan ekskul jurnalistik

Meski demikian, Triman Laksana, yang bukunya pernah meraih Juara 1 Nasional dalam Festival Literasi Nasional di Palu 2016 ini,  merasa bahagia bisa memberikan kontribusi yang nyata bagi masyarakat umum. Walaupun koleksi buku TBM ini masih sangat sederhana dan minim. Juga, pendanaan kegiatan pun masih gotong royong. Meski TBM PDD ini merupakan milik individu, tetapi pengurusnya bukan hanya Triman sendiri. Selain Triman Laksana sebagai ketua, ada Eko Widaryati sebagai sekretaris, dan Mutiara Diva sebagai pengelola TBM.

Kalau berbicara prestasi TBM sendiri, prestasinya belum ada. Hanya saja, gubuk literasi Padepokan Djagat Djawa ini, melalui sekolah menulis dan diskusi sastranya, telah menerbitkan tiga buah buku, yang dua diantaranya merupakan kumpulan cerpen kategori penulis umum berjudul Kluruk (Anatri Endras Sumekar, 2016) dan Siti Musibah (Ki Sudadi, 2017). Sementara antologi puisi anak-anak berjudul AIUEO (2017), penulisnya adalah 50 siswa SD dan SMP se-Kabupaten Magelang Jawa Tengah.
Keterangan: Triman Laksana bersama Gola Gong


Rekanan TBM PDD hingga saat ini juga belum ada sebab TBM belum berbadan hukum dan belum terdaftar di pemerintah. Hanya dikelola secara swadaya mandiri sehingga belum ada respons dari pemerintah.
Sebagai prinsip pemilik, jika pemerintah memberi bantuan akan tetap diterima, tetapi kalau untuk meminta dan mengajukan proposal, lebih baik tidak. Sebab hal ini seperti mengemis saja. Untuk sebuah langkah baik ini cukup dilakukan dari hal yang paling sederhana dan nyata. Tidak untuk mengeluh dan meminta-minta.

Harapan Triman Laksana sebagai penggiat literasi khusunya di TBM,  “Mudah-mudahan dengan menggerakkan TBM di wilayah yang paling kecil, lingkup RT, Insya Allah dunia Literasi akan menjadi berkembang dengan baik dan menggembirakan. Tentunya, semoga generasi muda kita menjadi generasi pembaca buku.”



Jerambah Bolong, September 2017
Rini Febriani Hauri

Catatan: Tulisan ini pernah dimuat di puan.co tertanggal 06 September 2017. sila klik http://puan.co/2017/09/gubuk-literasi-padepokan-djagat-djawa/

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pepatah Jepang I

diambil dari catatan Facebook, 17 Agustus 2010         Pepatah dalam bahasa Jepang disebut kotowaza (ことわざ)salah satunya nih, iwanu ga hana いわぬ が 花 artinya, tidak bicara itu bunga, maksudnya  diam adalah emas. "Aite no nai kenka wa dekinu" artinya Orang tak bisa bertengkar tanpa musuh. "Shippai wa seikou no moto" artinya kegagalan adalah kesuksesan yang tertunda "Hito no uwasa mo shici jyu go nichi"  (人の噂も七十五日) artinya, gosip/rumor hanya bertahan selama 75 hari alias gosip/rumor tidak akan bertahan lama.  "Sarumo ki kara ochiru" 猿も木から落ちる  artinya kera juga bisa jatuh dari pohon.  Sama artinya dengan sepandai-pandainya tupai melompat pasti akan jatuh juga "Baka mo ichi-gei" 馬鹿 も いちげい artinya, orang bodoh pun punya kelebihan/kebaikan "Arashi no ato, sora ni niji ga kakarimashita" artinya Badai pasti berlalu "Onna sannin yoreba kashimashii" artinya: di mana pun ketika ada t

10 Alasan Mengapa Kita Harus Berkunjung ke Perpustakaan

Hai, Sahabat Puan, sudah ada yang tahu kalau tanggal 14 September ternyata diperingati sebagai hari berkunjung ke perpustakaan? Ada yang tahu mengapa di Indonesia memunculkan hari peringatan ini? Tentu saja alasannya supaya masyarakat mau datang dan singgah untuk membaca. Coba ingat-ingat, selama bulan September ini, sudah berapa kali Sahabat Puan berkunjung ke perpustakaan? Beberapa kali atau bahkan tidak sama sekali? Sebenarnya, apa saja sih alasan-alasan seseorang mengunjungi perpustakaan? Yuk, simak alasannya berikut! Bisa Meminjam Buku Karena di perpustakaan adalah gudangnya buku, kamu bisa datang untuk meminjam buku apa saja sesuai keinginanmu. Syarat-syarat dan ketentuannya pun berbeda-beda sesuai regulasi perpustakaan masing-masing. Jika kamu sangat ingin membaca suatu buku dan kebetulan kamu tidak memiliki buku tersebut, atau buku tersebut sulit dicari di pasaran karena sudah langka, salah satu alternatif untuk membacanya adalah meminjam ke perpustakaan

Buku Profil Perempuan Pengarang & Penulis Indonesia

Oleh: Tri Wahyuni Zuhri Judul  : Profil Perempuan Pengarang & Penulis Indonesia Penulis : Kurniawan Junaedhie Penerbit : Kosa Kata Kita Jakarta Jumlah hlm. : 338 Tahun : 2012 Buku yang di tulis oleh Kurniawan Junaedhie dan di terbitkan oleh Kosa Kata Kita Jakarta, memang cukup banyak di cari. Terutama karena buku ini memuat sekitar 800-an lebih profil perempuan pengarang dan penulis Indonesia.  Sejak zaman Saadah Alim, perempuan pengarang kelahiran 1897, hingga Sri Izzati, pengarang kelahiran 1995. Dalam kata pengantar di buku ini, Kurniawan Junaeid menjelaskan alasannya membuat buku Profil Perempuan Pengarang dan Penulis Indonesia.  Selama ini masih sedikit sekali buku  literatur yang menjelaskan sepak terjang perempuan pengarang dan penulis di Indonesia.  Sebut saja buku-buku tersebut antara lain Leksikon Kesustraan Indonesia Modern Edisi Baru (Djambatan, 1981) di susun oleh Pemusuk Eneste, Leksikon Susastra Indonesia (Balai Pustaka, 2000) yang di su

Rise For Holiday