Yuliana
Fasha tak pernah menyangka akan berada di posisinya seperti sekarang
ini, sebagai ibu tiga anak yang berprofesi dosen, sekaligus menjadi
istri walikota dan ketua TP PKK Kota Jambi. Meski istri seorang
walikota, ia lebih suka disebut sebagai istri Sy. Fasha, daripada
disebut sebagai istri Walikota Jambi.
Semenjak suaminya dilantik menjadi Walikota Jambi pada tahun 2013,
kegiatan Yuliana juga menjadi lebih padat. Menyikapi hal itu, ia tentu
harus piawai mengefektifkan dan membagi waktu antara pekerjaan dan
urusan keluarga. Dalam hal ini ia tetap memberlakukan skala prioritas.
Bila harus memilih di antara semuanya, ia tetap akan menomorsatukan
urusan keluarga.
Menurut Yuliana, sebagai seorang walikoita tentunya kegiatan suaminya
sangat banyak dibanding sebelumnya. Terkadang harus meninggalkan
keluarga ke luar kota demi tugas negara. Hal tersebut tidak lantas
membuatnya marah-marah kepada suaminya meski tak banyak menghabiskan
waktu dengan keluarga. Kunci utamanya adalah sabar dan setia kepada
suami. Dua sifat sederhana ini sangat baik dimiliki oleh seorang istri
sehingga menjadi salah satu kunci kebahagiaan dalam berumah tangga.
Kesabaran yang tertanam di hati Yuliana ternyata karena ia
terinspirasi oleh Khadijah, istri Nabi Muhammad SAW. Kesabaran Khadijah
digambarkan Yuliana melalui kisah perjalanannya saat mengantarkan
makanan suaminya ke gua hira. Gua yang memiliki kedudukan penting dalam
sejarah Islam, sebab di sinilah pertama kali Nabi Muhammad SAW menerima
wahyu pertama, yakni Qs. Al-Alaq: 1 – 5 yang salah satu ayatnya berisi
perintah untuk membaca. Untuk mencapai ke tempat persembunyian suaminya,
Khadijah setiap hari harus mendaki setinggi kurang lebih 640-an meter
dan ia tidak pernah mengeluh. Sahabat Puan bisa membayangkan
ketinggiannya, sungguh perjuangan istri yang tidak sia-sia. Khadijah pun
memercayai wahyu yang diterima suaminya itu sehingga ia ditetapkan
sebagai perempuan pertama yang beriman kepada Allah SWT. Sifat-sifat
Khadijah yang luar biasa diam-diam tertanam di hati Yuliana.
Selain sabar dan setia, perempuan juga harus mandiri. Kemandirian
pada seorang perempuan adalah hal yang penting mengingat perempuan
bukanlah makhluk yang lemah. Misalnya pada saat bertugas ke kampus,
Yuliana lebih senang menyetir mobil sendiri daripada harus dikawal.
Menurut Yuliana, perempuan harus cerdas dan harus lebih banyak belajar
kepada siapa saja yang dapat memberikan sumber ilmu.
Sebab dengan terus belajar dan memperbaiki diri, otomatis kualitas
diri perempuan akan terbentuk. Meningkatkan kualitas diri dengan ilmu
akan mampu mendidik dan melahirkan generasi berkualitas yang kelak akan
membangun bangsa menjadi lebih baik.
“Memang, keterdidikan perempuan dari masa ke masa
sangatlah penting. Perempuan harus mandiri dan menjadi diri sendiri
dalam artian tidak manja dan selalu bergantung kepada laki-laki, sehingga perempuan mampu mengurusi banyak hal, tidak hanya dalam wilayah keluarga saja, tetapi juga di wilayah publik,“ tuturnya kepada puan.co di sela-sela jadwal shooting pembuatan video promosi batik Jambi, di Sanggar Batik Mudung Laut, Seberang, Kota Jambi, (Jumat, 22/9).
Pada kesempatan itu Yuliana menceritakan sekelumit kisah adik
perempuannya yang telah bergelar Master dan menjadi dosen di Fakultas
Kedokteran Unsri, kemudian lebih memilih berhenti untuk mengasuh buah
hatinya. Menurutnya keputusan ini bukanlah hal yang salah, sebab menjadi
ibu bukanlah hal yang mudah, sementara pendidikan yang telah didapatkan
sampai Master pun tidak akan sia-sia. Meski tidak lagi sebagai dosen,
perempuan yang berpendidikan tinggi pasti memiliki pola asuh terhadap
anak yang lebih baik dibanding yang tidak berpendidikan. Intinya, mau
menjadi apa pun nantinya, seorang perempuan harus berpendidikan tinggi
sebab dengan wawasan pendidikan yang tinggi pula perempuan akan mampu
mencetak anak-anaknya sebagai generasi penerus yang berkualitas.
Saat menyinggung masalah batik Jambi, ia mengatakan bahwa batik tidak
hanya dekat dengan kaum perempuan, tetapi juga mampu merangkul kaum
laki-laki. Saat ini Yuliana bersama tim Dekranasda Kota Jambi tengah
bersemangat mempromosikan batik Jambi sebagai upaya pelestarian budaya.
Salah satu kampanyenya adalah cintai budaya berbatik Jambi agar selain
masyarakat lebih berbudaya, masyarakat bisa bangga terhadap identitas
yang dimilikinya. Dalam waktu dekat, batik Jambi akan dipromosikan di
ajang bergensi Jakarta Fashion Week.
Selain menyukai batik Jambi, Yuliana juga sangat menyukai batik Lasem
dan batik Madura karena memiliki corak yang unik dan warna yang lebih
khas. Yuliana mengatakan bahwa batik Jambi hingga saat ini mampu
menghidupi pengrajinnya, hanya saja kecintaan masyarakat Jambi sendiri
terhadap batik masih kurang sehingga perlu dilakukan upaya-upaya
tertentu, salah satunya penguatan pangsa pasar di Jambi.
Berbicara tentang gerakan literasi nasional yang saat ini sedang
gencar digembar-gemborkan di Indonesia, Yuliana diam-diam ternyata suka
membaca sastra. Aktivitas membaca, selain merupakan wahyu pertama yang
diterima Nabi Muhammad SAW, membaca mampu memerangi kebodohan. Meski
pendidikan Yuliana berlatar ekonomi, Yuliana sangat menyukai novel-novel
Andrea Hirata.
“Sayangnya, rendahnya minat baca di Indonesia membuat warganet
terkadang mudah memercayai begitu saja informasi yang diterima meskipun
informasi tersebut masih berupa potongan-potongan yang belum lengkap. Saya
sangat prihatin jika warga Indonesia tidak mau membaca, padahal membaca
itu sangat menguntungkan. Selain menambah wawasan, membaca mampu
membuat seseorang terhindar dari berita hoax. Faktanya, penduduk di
Jambi, bahkan Indonesia bisa dihitung pakai jari yang suka membaca
buku,” ucap Yuliana.
Di era digital seperti sekarang ini, banyak informasi bermunculan dan
tidak semuanya menayangkan kebenaran. Ada saja ulah sebagian oknum
nakal yang berani membuat berita bohong demi keuntungan pribadi seperti
yang baru-baru ini ditangkap oleh kepolisian Indonesia, sebut saja Saracen,
sindikat penebar kebencian. Jika seseorang rajin membaca buku pasti
akan lebih selektif memilih dan memilah berita yang akan ia baca.
Informasi-informasi yang telah tersimpan di dalam memori akan membuat
seseorang yang rajin membaca semakin kritis dalam memercayai informasi
yang masuk, tidak serta-merta langsung percaya dan memakannya
mentah-mentah.
“Jika membaca sebuah informasi, saya harus menggali dulu sampai
ke akar-akarnya, bila informasi yang saya dapatkan hanya sepotong, saya
tidak lantas percaya begitu saja, pasti akan saya cari tahu terlebih
dahulu. Kita harus kritis agar tidak termakan berita hoax. Jika kita tidak berhati-hati, kita akan hanyut terbawa arus kebohongan,” tuturnya.
Yuliana berharap agar generasi muda masa kini harus lebih selektif
dalam memercayai keakuratan sebuah informasi yang baru saja diterima.
Bila hanya menerima informasi sepotong-sepotong, gali dulu informasi
tersebut sampai ke akar-akarnya!
Bagaimana dengan Sahabat Puan? Masih suka membaca buku kan? Bila
tidak rajin membaca mulai dari sekarang, maka berhati-hatilah tenggelam
dalam berita hoax. Mari berantas kebodohan dengan membaca!
BIODATA
Nama | : | Yuliana |
Pendidikan | : | S-2 Akuntansi UGM |
Pekerjaan | : | Dosen di jurusan Akuntansi FEB Universitas Jambi |
Nama Suami | : | Syarif Fasha |
Nama Anak | : |
|
Pengalaman Organisasi | : |
|
Jerambah Bolong
Rini Febriani Hauri
Catatan: Tulisan ini pernah dimuat di puan.co tertanggal 25 September 2017. Sila klik http://puan.co/2017/09/yuliana-fasha-perangi-hoax-dengan-rajin-membaca/
Komentar
Posting Komentar