Ketika Kau Menua
KETIKA kau menua, kelabu dan pengantuk,
terangguk-angguk di dekat pendiangan, ambillah buku ini,
bacalah pelan-pelan dan khayalkan pandangan matamu,
yang dahulu lembut dan bayangannya yang dalam;
betapa banyak yang mengagumi saat-saat riangmu,
dan mencintai kemolekanmu dengan cinta murni ataupun palsu
tetapi seorang lelaki mencintai kesalehan di dalam dirimu,
dan mencintai kemurungan roman wajahmu yang silih berganti;
sambil membungkuk di samping besi pendiangan yang berkilauan bara api
bergumam, sedikit sedih, betapa cinta terbang
dan melayang ke atas puncak gunung nun jauh di sana
lalu menyembunyikan wajahnya di tengah kerumunan bintang-bintang
1919
Menjelang Fajar
KEMBARAN mimpikukah ini?
perempuan yang lelap terbaring di sisiku
dan bermimpi ini, ataukah kami telah membelah mimpi
dalam naungan kilauan dingin pertama hari ini?
pikirku: ‘Ada air terjun
di sisi Ben Bulben
yang kusayang sepanjang masa kecilku;
kalau pun aku berkelana luas-jauh,
tak akan kutemukan yang begitu kusayang seperti itu.’
ingatanku membesarkan begitu banyak
kegembiraan di masa kanak-kanak.
aku ingin menyentuhnya seperti seorang anak,
tapi aku tahu jariku hanya akan menyentuh
batu dan air dingin. Aku menjadi liar.
bahkan kuhujat juga langit
karena di antara hukum-hukumnya telah ia tetapkan:
tak satu pun dari yang sangat kita kasihi
dapat kita sentuh.
Aku bermimpi menjelang hari pecah,
dingin meniupkan bertih-bertih ke dalam lubang hidungku.
Tapi dia yang terbaring di sisiku
telah menyaksikan, dalam tidur yang tak nyenyak,
rusa jantan Arthur yang menakjubkan,
rusa jantan yang menjulang itu, yang melompat-lompat
dari lereng ke lereng pegunungan.
Kedatangan Kedua
BERBALIK dan berputar di atas luas samudra
elang tak bisa mendengar keperkasaannya sendiri;
segala hal tercerai-berai; pusat tak lagi bisa menahan;
kekacauan belaka berhamburan di atas dunia,
gelombang darah yang redup dilepaskan, di mana-mana
kemurnian upacara tenggelam;
yang terbaik tidak memiliki pendirian, sementara yang terburuk
penuh dengan intensitas dan gairah.
sesungguhnya beberapa wahyu sudah dekat;
sesungguhnya kedatangan kedua sudah dekat.
kedatangan kedua! hampir tak ada kata-kata itu
saat gambar luas dariku (spirit dunia)
menjadi masalah bagi pandanganku: di suatu tempat di gurun pasir
sebentuk tubuh singa dan kepala seorang pria,
sebuah tatapan kosong dan bengis menyerupai matahari,
menggerakkan paha yang lamban, semua itu hanyalah
gulungan bayang-bayang burung gurun yang gusar.
kegelapan turun lagi; tapi sekarang aku tahu
tidur lelap sepanjang dua puluh abad itu
diganggu oleh mimpi buruk, buai ayunan,
dan binatang buas, akhirnya waktu telah tiba,
membungkuk menuju Betlehem untuk dilahirkan?
1920
Permohonan Penyair
KEKUATAN yang nama dan bentuknya tak diketahui makhluk hidup
mampu menarik mawar abadi
meskipun tujuh lampu menunduk dalam tarian dan tangisan mereka.
ketika naga kutub tertidur,
cincin beratnya memancarkan kerlip yang sangat dalam:
kapan ia akan terbangun dari tidurnya?
kekuatan besar gelombang jatuh, angin, semburan api
dan paduan suaramu yang harmonis
mengepungnya, aku suka bernyanyi untuknya dalam damai,
mungkin inilah akhir pengasuhan panjangku
bentangkan sayapmu yang bercahaya dan sibakkan pandanganmu
menjaring siang dan malam
kekuatan suram pikiranmu mengantuk, biarkanlah ia pergi
seperti batas yang melengkung di ujung laut,
saat angin telah berkumpul, matahari dan bulan terbakar redup
di atas bibirnya yang berawan
biarkanlah keheningan lembut bersama aliran musik
meremukkan kepergian langkah kakinya.
( sajak-sajak ini diterjemahkan bebas dari laman www.poemhunter.com)
Profil Penyair
William Butler Yeats, lahir di Dublin, Irlandia, 13 Juni 1865, meninggal di Menton, Perancis, 28 Januari 1939 adalah seorang penyair dan dramawan Irlandia,
serta salah satu figur terkemuka dalam kesusastraan abad ke-20. Dia
merupakan kekuatan penggerak di balik kebangkitan kesusastraan Irlandia.
Pernah menerima Nobel Sastra pada 1923.
NB: pernah dimuat di Basa-Basi tertanggal 10 Oktober 2017
Komentar
Posting Komentar