Dua Puisi RFH di Buku Puisi Wartawan Indonesia Pesona Ranah Bundo dalam rangka Hari Pers Nasional 2018 Sumatera Barat
sumber: L'imagerie Gallery
Ladam Kuda
Ladam kuda bergelantungan di atas pintu rumah panggung
Oh, roh nenek moyang. Jagalah kami dari marabahaya
Dan segala tuah ninik mamak tua tengganai
Seruan bintang dan debur sungai tabir yang keruh
Menjalar ke jembatan gantung
Tidurlah dalam buaian kayu-kayu ulin
Sebab tuju kelak berbalik ke tuannya
Oh, betapa di kampung ini, leluhur
Hidup kembali.
Oh,
Roh
Nenek
Moyang.
Oh,
Ladam
Ladam
Kuda.
Jangan pernah hanyut sampai ke muara!
Jerambah Bolong, 2017
Lubuk Larangan
Barangkali daratan menghendaki
bahwa kematian yang dikuburkan
adalah perjalanan yang tak selesai
maka, aku menjelma sungai
dan mengalirkan kesepian
bersama mantra penjaga ikan-ikan
Pada segala hal yang misterius
kusamarkan maut dalam deras arus
bayang-bayang kail lumat
ingatan seperti Nuh membelah lautan
: karam bersama kerakusan
Kelak aku akan mati dalam tubuhku
dibanjiri lumpur dan batu-batu
ketika kata-kata tak lagi bertuah
terdengar riuh mesin yang pecah
Hidup semakin getir sonder hari tua
terkubur pasir dan menganga hampa
sepanjang tubuhku
Jerambah Bolong, 2017
sumber: rri.co.id
sumber: inilampung.com
sumber: L'imagerie Gallery
Ladam Kuda
Ladam kuda bergelantungan di atas pintu rumah panggung
Oh, roh nenek moyang. Jagalah kami dari marabahaya
Dan segala tuah ninik mamak tua tengganai
Seruan bintang dan debur sungai tabir yang keruh
Menjalar ke jembatan gantung
Tidurlah dalam buaian kayu-kayu ulin
Sebab tuju kelak berbalik ke tuannya
Oh, betapa di kampung ini, leluhur
Hidup kembali.
Oh,
Roh
Nenek
Moyang.
Oh,
Ladam
Ladam
Kuda.
Jangan pernah hanyut sampai ke muara!
Jerambah Bolong, 2017
Lubuk Larangan
Barangkali daratan menghendaki
bahwa kematian yang dikuburkan
adalah perjalanan yang tak selesai
maka, aku menjelma sungai
dan mengalirkan kesepian
bersama mantra penjaga ikan-ikan
Pada segala hal yang misterius
kusamarkan maut dalam deras arus
bayang-bayang kail lumat
ingatan seperti Nuh membelah lautan
: karam bersama kerakusan
Kelak aku akan mati dalam tubuhku
dibanjiri lumpur dan batu-batu
ketika kata-kata tak lagi bertuah
terdengar riuh mesin yang pecah
Hidup semakin getir sonder hari tua
terkubur pasir dan menganga hampa
sepanjang tubuhku
Jerambah Bolong, 2017
sumber: rri.co.id
sumber: inilampung.com
Komentar
Posting Komentar